Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Stabil saat Pasar Fokus ke Geopolitik dan Pemangkasan OPEC+

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2024 menguat 0,05% atau menjadi US$81,99 per barel pada pukul 18.07 WIB.
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak terpantau stabil setelah menguat pada sesi sebelumnya menyusul rencana OPEC+ akan menegaskan kebijakan pengurangan produksi dan sentimen ketegangan di Timur Tengah dan Rusia. 

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (26/3/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2024 menguat 0,05% atau menjadi US$81,99 per barel pada pukul 18.07 WIB. Kemudian, harga minyak Brent kontrak Mei 2024 melemah -0,06% ke level US$86,70 per barel.

Harga minyak mentah telah meningkat hampir sebesar 13% dalam sepanjang kuartal ini, setelah menembus kisaran ketat yang terjadi pada beberapa bulan pertama. 

Kemudian, berdasarkan informasi dari beberapa pejabat nasional, delegasi OPEC+ juga melihat bahwa tidak perlunya untuk merubah kebijakan pasokan pada pertemuan minggu depan, dengan kuota yang berlaku hingga Juni 2024 dinilai efektif. 

Serangan yang dilakukan Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia juga telah mendorong kemajuan, bersamaan dengan tanda-tanda kekuatan di beberapa pasar produk termasuk bensin. Di lain sisi, dalam kabar geopolitik terbaru, kelompok Houthi juga kembali mengancam Arab Saudi jika pihaknya mendukung serangan AS. 

Sementara itu, India, pembeli minyak Venezuela, telah menghentikan pembelian dari negara tersebut, menjelang berakhirnya keringanan sanksi pada pertengahan bulan depan. Hal ini terjadi setelah India berhenti memperoleh minyak mentah dari perusahaan milik negara Rusia, Sovcomflot PJSC, karena adanya risiko sanski. 

Kemudian, sinyal bergesernya kebijakan moneter juga membantu sentimen. Bank sentral AS (Federal Reserve) telah mengisyaratkan pemangkasan suku bunga pada akhir 2024, sehingga meningkatkan selera pada aset-aset berisiko termasuk minyak. Minyak mentah berjangka juga telah mengikuti tolok ukur ekuitas dalam beberapa sesi terakhir. 

Ahli strategi pasar di IG Asia Pte di Singapura, Yeap Jun Rong, mengatakan bahwa risiko gangguan masih ada, mengutip pada perang Rusia-Ukraina. Pelemahan dolar juga dinilai memberikan dukungan. 

Latar belakang teknis juga dinilai positif, dengan rata-rata pergerakan minyak mentah Brent yang hampir membentuk golden cross, sebuah pola bullish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper