Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Melemah, IHSG Berhasil Rebound

Bursa Asia melemah jelang rilis sejumlah data ekonomi, tetapi IHSG berhasil rebound.
Bursa Asia melemah jelang rilis sejumlah data ekonomi, tetapi IHSG berhasil rebound. / Bloomberg.
Bursa Asia melemah jelang rilis sejumlah data ekonomi, tetapi IHSG berhasil rebound. / Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia melemah jelang rilis sejumlah data ekonomi. Namun, IHSG berhasil rebound pada akhir perdagangan.

Pada perdagangan Senin (25/3/2024), Nikkei 225 Tokyo turun 1,16%, Hang Seng Index Hong Kong turun 0,16%, Shanghai Composite Index turun 0,71%, dan Strait Times Index Singapura turun 0,41%.

Adapun, IHSG berhasil rebound naik 0,38% menjadi 7.377,76 hari ini. Sepanjang sesi, IHSG lebih banyak berkutat di zona merah, sebelum naik pada akhir perdagangan. IHSG hari ini bergerak di rentang 7.316-7.377. 

Bursa Asia hari ini sedikit memimpin dari Wall Street, karena Indeks saham AS di tutup melemah tipis pada Jumat kemarin. Saham berjangka AS yang ada di perdagangan Asia juga ikut melmah, seiringan dengan akan diadakan serangkaian pidato dari The Fed dan rilis data inflasi AS.

Indeks Nikkei 225 Jepang menjadi saham terendah di Kawasan Asia. Nikkei turun karena banyak investor yang telah membeli saat Nikkei menembus rekor tertingginya. Indeks Saham Jepang lainnya seperti TOPIX juga dalam kondisi melemah.

Minggu lalu, Nikkei sempat berada di posisi naik dan melonjak ke puncak, meskipun Bank Of Japan (BOJ) sempat menaikan suku bunga pertama kalinya setelah 17 tahun. Namun, prospek pengetatan lebih lanjut kebijakan moneter Jepang membebani indeks dalam beberapa waktu terakhir. Data menunjukan hal tersebut juga tidak terlepas dari adanya kenaikan inflasi di Jepang.

Data inflasi yang terjadi di beberapa kota di Jepang termasuk Tokyo, akan dirilis pada akhir pekan ini. Banyak sumber juga memprediksikan hal tersebut akan menjadi faktor dalam prospek BOJ kedepan.

Disisi lain, Indeks Shanghai Shenxhen CSI 300 dan Shanghai Composite China masing masing melemah pada perdagangan hari ini. Sebelumnya Indeks saham China juga mengalami penurunan yang tajam ditengah kekhawatiran AS akan memberlakukan pembatasan ekspor pada China, khususnya pada sektor teknologi.

Hal ini semakin diperkeruh dengan adanya laporan yang menunjukan Beijing menginstruksikan Pemerintahan China untuk berhenti menggunakan chip dari badan intel (NASDAQ:INTC) dan Advanced Micro Device Inc (NASDAQ:MSFT). Beijing juga menitik beratkan untuk tidak menggunakan sistem oprasi Windows milik Microsoft.

Pada hari jumat kemarin, beberapa saham China anjlok, setelah AS menyatakan bahwa beberapa pembuat chip dari China telah melanggar undang-undang perdagangan AS sepanjang 2023 kemarin. Undang-undang yang dimaksud adalah sebuah aturan yang berpotensi menarik pembatasan AS yang lebih ketat terhadap perusahaan perusahaan teknologi di China.

Sebagian besar saham teknologi utama China mengalami kerugian yang cukup panjang, pada hari Senin (25/3/2024). Meskipun begitu, kenaikan di sektor lainnya cukup membantu dalam mengimbangi penurunan yang terjadi ini.

Disisi lain, ASX 200 milik Australia berhasil naik 0,6% karena menguatnya saham saham pertambangan dan perbankan besar di Australia. Data utama inflasi Australia juga akan dirilis pada akhir pekan ini. (Fasya Kalak Muhammad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper