Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Penghimpunan Dana IPO Usai KPU Umumkan Pemenang Pilpres 2024

Prospek penggalangan dana di pasar modal Indonesia melalui IPO pada tahun ini diprediksi positif usai KPU resmi menetapkan hasil Pilpres 2024.
Prospek penggalangan dana di pasar modal Indonesia melalui IPO pada tahun ini diprediksi positif usai KPU resmi menetapkan hasil Pilpres 2024. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Prospek penggalangan dana di pasar modal Indonesia melalui IPO pada tahun ini diprediksi positif usai KPU resmi menetapkan hasil Pilpres 2024. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Prospek penggalangan dana di pasar modal Indonesia melalui initial public offering (IPO) pada tahun ini diprediksi positif setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi mengumumkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres 2024).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, keputusan KPU ini telah memberikan keyakinan kepada pelaku usaha untuk bergegas IPO karena sudah mendapatkan keputusan.

Kendati demikian, pelaku pasar juga perlu mencermati kondisi politik nasional jelang pelantikan Presiden pada Oktober 2024 yang akan diwarnai sejumlah drama seperti hak angket, gugatan hasil Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK), hingga kemungkinan unjuk rasa.

"Oleh sebab itu, meskipun keputusan sudah disampaikan, namun drama ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi pelaku pasar dan investor dalam memutuskan untuk melakukan IPO," ujar Nico kepada Bisnis, dikutip Jumat (22/3/2024).

Menurutnya, situasi dan kondisi dalam negeri juga akan menjadi perhatian, terutama dari sisi keamanan dan stabilitas politik. Meskipun begitu, Nico mengatakan saat ini 90% pelaku pasar sudah yakin akan arah perekonomian RI selanjutnya, hanya tinggal masalah momentum saja.

Untuk sentimen positif bagi pasar IPO yaitu arah kepemimpinan pemerintahan sudah jelas, sejalan dengan sektor-sektor saham yang sesuai dengan visi dan misi dari Prabowo-Gibran. Selain itu, tingkat suku bunga yang masih tinggi, sehingga penggalangan dana melalui IPO masih menjadi pilihan.

Namun, katalis negatifnya yaitu adanya drama setelah Pemilu dan tingkat suku bunga masih tinggi membuat daya beli dan konsumsi terbatas.

Dari global, investor juga perlu mencermati kebijakan moneter dari Bank Sentral AS The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank Sentral Jepang (BoJ) terkait inflasi dunia. Perlambatan ekonomi China dan memanasnya tensi geopolitik juga perlu menjadi perhatian.

Sebagai informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 62 perusahaan melantai di Bursa alias IPO pada tahun ini. Selain itu, BEI juga membidik setidaknya 3 perusahaan mercusuar (lighthouse) dengan aset di atas Rp3 triliun dapat menggelar IPO 2024.

"Besar harapan [target tersebut] akan tercapai, namun dikorelasikan juga dengan situasi dan kondisi yang mendukung, khususnya dalam negeri," pungkas Nico.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan, seiring dengan KPU yang sudah menetapkan hasil Pemilu, meski nanti akan ada agenda hak angket namun hal tersebut tidak terlalu berpengaruh, selama pemerintah mampu menjaga stabilitas politik dan keamanan.

Hal tersebut agar investor merasa kondusif untuk berinvestasi di pasar modal Tanah Air. Menurutnya, dinamika IPO setelah KPU menetapkan hasil pemilu memiliki prospek positif. Namun, tentu saja BEI perlu melakukan seleksi yang lebih ketat lagi bagi perusahaan yang akan IPO.

"Tantangan bagi pasar IPO diharapkan juga BEI mampu selektif ya terhadap berbagai perusahaan yang memang tergolong sehat, kemampuan untuk bertumbuh, dan memiliki good corporate governance yang baik agar nanti harga sahamnya setelah IPO bisa terapresiasi dan menguntungkan investor," ujar Nafan kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper