Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Tembus ATH usai The Fed Tahan Suku Bunga, Begini Prospeknya di 2024

Harga emas masih memiliki ruang penguatan lebih lanjut pada 2024 setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH).
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa

Bisnis.com, JAKARTA -  Harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menahan suku bunganya dan mempertahankan prospek penurunan suku bunga pada 2024.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (21/3/2024) harga emas spot menguat 0,73% atau 15,89 poin ke US$2.202,28 per troy ounce pada pukul 7.04 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka Comex kontrak Juni 2024 juga mengalami penguatan sebesar 1,98% atau 43,20 poin ke US$2.225,60 per troy ounce.

Untuk pertama kalinya, harga emas telah menembus US$2.200 per troy ounce sejak bank sentral AS mempertahankan prospek pemangkasan suku bunga sebanyak tiga perempat poin pada tahun ini. 

Hal tersebut kemudian menunjukan bahwa para pembuat kebijakan tidak khawatir dengan kenaikan inflasi yang baru saja terjadi. 

Adapun para pembuat kebijakan tetap mempertahankan proyeksi mereka mengenai pemangkasan obligasi pada 2024 dan memperlambat laju pengurangan kepemilikan obligasi. 

Ketua The Fed, Jerome Powell juga terus menyoroti para pejabat yang ingin melihat lebih banyak bukti bahwa harga-harga akan menurun. 

“[Akan tepat untuk mulai melakukan pelonggaran] pada titik tertentu di tahun ini,.” terang Powell. 

Pada bulan ini diketahui bahwa emas batangan telah melonjak tajam, bahkan mencatatkan serangkaian rekor tertinggi. Kenaikan sebagian besar didorong oleh meningkatnya ekspektasi kebijakan The Fed yang lebih longgar. 

Kondisi tersebut kemudian dapat menguntungkan logam mulia yang biasanya tidak memberikan imbal hasil. Spekulasi mengenai perkiraan kapan pemangkasan suku bunga akan terjadi juga menjadi pemicu kenaikan baru-baru ini. 

Emas batangan telah melonjak tajam pada Maret 2024, mencatatkan serangkaian rekor tertinggi. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya ekspektasi terhadap kebijakan moneter AS yang lebih longgar. Kondisi ini biasanya menguntungkan logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil. 

Diketahui juga bahwa data menunjukan para pedagang telah meningkatkan posisi net buy mereka pada emas pada minggu lalu. Peningkatan ini mencatatkan peningkatan terbesar sejak 2019. 

Menurut UBS Group AG, jika suku bunga turun emas akan mendapatkan lebih banyak momentum. Hal ini karena dana investasi yang diperdagangkan di bursa yang didukung oleh emas batangan akan meningkat kepemilikannya setelah berbulan-bulan mengalami arus keluar. 

Kemudian, hal tersebut akan menambah dukungan yang lebih luas dari pembelian besar-besaran oleh bank-bank sentral di pasar-pasar negara berkembang, yang dipimpin oleh China. 

Meningkatnya risiko geopolitik, seperti Gaza hingga Ukraina serta pemilihan umum Amerika Serikat (AS) pada tahun ini meningkatkan daya tarik komoditas ini sebagai aset yang aman (safe haven). 

Sebelumnya, The Fed memutuskan mempertahankan kisaran target suku bunga acuan federal fund rate (FFR) pada level 5,25% - 5,5%.

"Komite memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga acuan federal fund rate pada 5,25% hingga 5,5% persen dengan tetap mempertimbangkan penyesuaian apa pun. Komite akan menilai dengan cermat data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko," jelas Powell.

Prospek di 2024

Harga emas masih memiliki ruang penguatan lebih lanjut pada 2024 setelah mencapai level tertinggi sepanjang. Hal ini karena beberapa bank sentral juga terus mengakumulasi pembelian emas fisik batangan.

Melansir CNBC International, pembelian ini telah memperkuat harga emas meskipun suku bunga tinggi dan dolar menguat.

"Bank-bank sentral, yang telah membeli emas pada tingkat historis selama dua tahun terakhir, terus menjadi pembeli yang kuat pada 2024," kata Kepala Bank Sentral Global World Gold Council Shaokai Fan.

Permintaan fisik yang kuat untuk emas juga didorong oleh daya tariknya sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik.

Kepala riset komoditas Citi untuk Amerika Utara, Aakash Doshi mengatakan dalam satu dekade terakhir, Rusia dan China adalah dua pembeli terbesar.

”Namun, pembelian bank sentral dalam beberapa tahun terakhir telah terdiversifikasi," kata Doshi.

Doshi memperkirakan harga emas berpotens menguat hingga US$2.300 per troy ounce pada paruh kedua 2024, terutama dengan ekspektasi bahwa Tghe Fed dapat menurunkan suku bunga pada paruh kedua 2024.

Pengamat pasar lainnya juga mengatakan hal yang sama. Macquarie memperkirakan harga emas akan mencapai level tertinggi baru di paruh kedua tahun ini. Meskipun mengakui bahwa pembelian emas secara fisik telah memberikan dorongan, analis Macquarie mengaitkan lonjakan harga baru-baru ini dengan pembelian emas berjangka yang signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper