Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Entitas BUMI Minta Insentif Menggiurkan untuk Hilirisasi Batu Bara

Anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Kaltim Prima Coal (KPC), meminta insentif pemerintah untuk memperlancar hilirisasi batu bara.
Aktivitas pertambangan di Site Asamasam PT Arutmin Indonesia milik PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Selasa (24/10/2023). Artha Adventy-Bisnis.
Aktivitas pertambangan di Site Asamasam PT Arutmin Indonesia milik PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Selasa (24/10/2023). Artha Adventy-Bisnis.

Bisnis.com, SANGATTA - Anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Kaltim Prima Coal (KPC), meminta insentif yang menggiurkan dari pemerintah untuk memperlancar hilirisasi batu bara.

Chief Operating Officer KPC Hendro Ichwanto tidak ingin menyebutkan angka insentif yang diinginkan dari pemerintah untuk hilirisasi batu bara. Menurutnya, yang terpenting insentif itu bisa membuat biaya hilirisasi batu bara efisien dan ekonomis.

Bagaimanapun, lanjut Hendro, tujuan industri yang mencoba sektor baru adalah mengincar keuntungan. Dia pun mencontohkan insentif dari sisi pajak.

"Misalnya kan nanti terhadap royalti, pajak. Itu yang diharapkan karena dengan investasi sebesar itu kita juga ingin cepat kembali ya, makanya investor juga akan pikir-pikir nih kalau investasi di sana [hilirisasi batu bara] dalam skala besar," ujar Hendro di lokasi pertambangan KPC, Sangatta, Kutai Timur, Kamis (21/3/2024).

Menurutnya, belum ada studi yang memadai ihwal hilirisasi batu bara di Indonesia. Oleh sebab itu, lanjut Hendro, KPC masih mencari produk turunan batu bara apa yang cocok atau setidaknya bisa diperhitungkan untuk dilakukan hilirisasi.

"Karena teknologi yang tersedia di dunia saat ini yang memungkinkan apa gitu. Ini yang masih terus dicari. Ya enggak cuma pihak swasta sebetulnya, dari pemerintah juga sebetulnya ikut sama-sama mencari nih. Poinnya memang kan kita udah sepakat tuh kita harus lakukan hilirisasi ini gitu. Sepanjang teknologinya ada, tersedia dan memang ekonomis," jelasnya.

Hendro mengungkapkan kini KPC masih belajar dari China untuk kembangkan sektor industri hilirisasi batu bara. Menurutnya, China menjadi yang terdepan dalam industri hilirisasi batu bara.

Bahkan, dia mengklaim timnya sudah pergi ke China untuk melihat industri hilirisasi batu bara. Oleh sebab itu, Hendro berharap pihaknya tahun depan sudah bisa memulai hilirisasi batu bara.

"Tapi kita lihat, kita kan selalu bersama dengan pihak pemerintah nih untuk sama-sama nih liat yang paling realistis yang seperti apa nanti gambarannya," tutupnya.

Sebelumnya, Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Suswantono menjelaskan batu bara dapat diolah menjadi produk turunan, baik sebagai bahan baku industri maupun sumber energi seperti dimethyl rther (DME), methanol, synthetic gas, hidrogen, dan amonia.

Guna mendukung hilirisasi batubara tersebut, Bambang mengatakan pemerintah menyediakan tiga insentif bagi perusahaan yang berkomitmen untuk melakukan hilirisasi batubara, yaitu dengan pengurangan tarif royalti batubara khusus untuk gasifikasi batubara hingga 0%, kemudian pengaturan harga batubara khusus untuk meningkatkan nilai tambah (gasifikasi) yang dilaksanakan di mulut tambang.

"Insentif ketiga ialah masa berlaku Izin Usaha Pertambangan batubara yang dikhususkan pada batubara untuk gasifikasi diberikan sesuai dengan umur ekonomis industri gasifikasi batubara," jelas Bambang dalam acara Coaltrans Asia di Badung, Bali, Senin (25/9/2023), dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper