Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Charoen Pokphand (CPIN) Gandeng SUN Energy, Pakai EBT untuk Operasional

Charoen Pokphand (CPIN) menggandeng SUN Energy manfaatkan energi baru terbarukan (EBT) solar panel di pabrik perseroan.
Pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN)/Dok.Perusahaan.
Pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN)/Dok.Perusahaan.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) menggandeng SUN Energy dalam rangka memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) untuk kegiatan operasional yakni energi surya melalui sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

General Manager Production CPIN Aditya Taufiq Wibowo mengatakan penggunaan energi surya berkapasitas 1,5 MWp yang berlokasi pada salah satu pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia - Food Division yang berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah.

Menurutnya, selain memberikan kontribusi positif terhadap tujuan keberlanjutan bisnis perseroan, implementasi PLTS diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon dari kegiatan operasional perusahaan.

"Instalasi PLTS dengan skema kerja sama jangka panjang dengan SUN Energy ini, kami yakini dapat menjadi bagian dari solusi terhadap tantangan perubahan iklim global," ujar Aditya dalam keterangannya, dikutip Kamis (14/3/2024).

Dia mengatakan, penggunaan energi surya ini diperkirakan mampu akan menghasilkan 1.508.458 kWh listrik setiap tahunnya, setara dengan pengurangan 1.178 ton emisi karbon dan penanaman 17.676 pohon.

"Inisiatif ini akan berdampak langsung pada upaya keberlanjutan Charoen Pokphand. Untuk itu kami berupaya untuk mewujudkan praktik bisnis yang ramah lingkungan," pungkasnya.

Sebagai catatan, sepanjang 9 bulan 2023 CPIN membukukan penurunan laba bersih sebesar 16% menjadi Rp2,67 triliun per 30 September 2023.

Pada saat yang sama, pendapatan CPIN naik 8,49% year-on-year (YoY) menjadi Rp47,12 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp43,43 triliun.

Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan CPIN ditopang dari pakan ternak sebesar Rp37,09 triliun, diikuti segmen ayam pedaging sebesar Rp28,34 triliun, ayam olahan sebesar Rp7,27 triliun, day old chicken (DOC) Rp5,66 triliun, dan lain-lain sebesar Rp4,69 triliun. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi Rp35,94 triliun.

Adapun, pada perdagangan Kamis (14/3/2024) pukul 11.18 WIB, saham CPIN terpantau menguat 0,97% atau 50 poin ke level Rp5.200 per saham. Sementara itu, secara year-to-date (ytd) saham CPIN menguat 3,48%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper