Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengukur Target Produksi PTBA di Tengah Penantian Dividen Jumbo

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menargetkan produksi batu bara yang lebih rendah tahun ini dibandingkan capaian produksi pada 2023 selagi menanti guyuran dividen.
Alat berat beroperasi di tambang batu bara PT Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada Juli 2011. - Bloomberg/Dadang Tri
Alat berat beroperasi di tambang batu bara PT Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada Juli 2011. - Bloomberg/Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menargetkan produksi batu bara yang lebih rendah tahun ini dibandingkan capaian produksi pada 2023. Anali melihat PTBA masih akan menghadapi berbagai tantangan di tahun ini.

Corporate Secretary Bukit Asam Niko Chandra mengatakan perseroan melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis.

"Pada 2024 PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, serta angkutan 33,7 juta ton," kata Niko.

Untuk mencapai target tersebut, PTBA menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp2,9 triliun untuk tahun 2024. Direktur Bukit Asam Farida Thamrin mengatakan capex ini akan dianggarkan untuk beberapa hal.

"Pertama, kami tahun ini akan menganggarkan capex untuk working logistic," kata Farida di Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Artinya, lanjut dia, cadangan batu bara PTBA mulai bisa dilakukan penjualan dengan meningkatkan kapasitas transportasi.

Selain itu, capex PTBA juga akan dialokasikan untuk kebutuhan infrastruktur operasional dan akan dialokasikan untuk anak-anak perusahaan PTBA.

Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun 2023 PTBA memproduksi batu bara sebesar 41,9 juta ton, tumbuh 13% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton. Capaian produksi ini melampaui target sebesar 41 juta ton yang ditetapkan awal 2023.

Kenaikan produksi ini diikuti dengan peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 37 juta ton, naik 17% dibanding tahun sebelumnya.

Adapun dalam laporan keuangan 2023, PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,10 triliun. Laba bersih ini turun 51,42% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp12,56 triliun. 

Dari sisi pendapatan, PTBA membukukan Rp34,48 triliun pada 2023. Pendapatan PTBA turun 9,75% dari Rp42,64 triliun pada 2022.

Sementara itu, untuk tahun 2024 Presiden Direktur PTBA Arsal Ismail menuturkan PTBA akan berkomitmen untuk menjaga laba PTBA tetap positif pada tahun 2024. Salah satu hal yang bisa diatur oleh PTBA menurutnya adalah efisiensi.

“Kalau masalah harga ini tidak terkontrol karena itu ditentukan oleh pasar dunia. Kami hanya berkomitmen menjaga kinerja perusahaan tetap positif,” ucap Arsal.

Di sisi lain, PTBA juga memberikan harapan akan pembagian dividen untuk tahun buku 2023. Arsal menuturkan, secara historis PTBA tidak pernah absen memberikan dividen ke pemegang sahamnya.

Akan tetapi, secara besaran jumlah dividen hingga payout ratio, menurut Arsal keputusan tersebut berada di tangan pemerintah.

“Dividen ini memang keputusannya ada di ranah pemegang saham. Kami enggak bisa memutuskan berapa persen,” tuturnya.

Mengukur Target Produksi PTBA di Tengah Penantian Dividen Jumbo

Estimasi Dividen PTBA

Analis JP Morgan Sumedh Samant dalam risetnya menuturkan musim dingin kali ini membuat harga batu bara tetap rendah. Meski demikian, Samant memperkirakan dari distribusi dividen terakhir, beberapa perusahaan batu bara termasuk PTBA akan menawarkan dividen yield sekitar 8%-15% untuk tahun buku 2023.

"Kami memperkirakan distribusi dividen terakhir akan menawarkan yield sekitar 8%-15% pada perusahaan batu bara Indonesia," tulis Samant dalam risetnya.

Sementara itu, Senior Investment Analyst Stockbit Sekuritas Anggaraksa Arismunandar menjelaskan dalam dua tahun buku terakhir, PTBA telah membagikan seluruh laba bersih sebagai dividen. Dia memproyeksikan, terdapat dua skenario dividen dari PTBA.

Pertama, dengan dividen payout ratio sebesar 100%, maka dividen yang akan didapatkan pemegang saham adalah sebesar Rp530 per saham, dengan indikasi yield 19,7%. Lalu, dengan dividend payout ratio 80%, maka dividen yang akan dibagikan PTBA adalah Rp424 per saham, dengan indikasi yield 15,8%.

Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menjelaskan kinerja keuangan PTBA apabila dibandingkan dengan tahun lalu memang mengalami penurunan. Penurunan ini sesuai ekspektasi dari Mirae Asset Sekuritas.

"Penurunan utamanya dikarenakan oleh harga jual yang lebih rendah," kata Darmawan kepada Bisnis, Selasa (5/3/2024).

Akan tetapi, lanjutnya, apabila dibandingkan dengan ekspektasi Mirae Asset Sekuritas, angka volume produksi dan penjualan PTBA di tahun 2023 melebihi ekspektasi. Selain itu, average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata batu bara PTBA secara keseluruhan masih lebih tinggi, karena PTBA masih melakukan aktivitas ekspor ke negara lain atas dasar permintaan yang masih cukup baik.

Akan tetapi, Mirae Asset Sekuritas tidak mengekspektasikan adanya perbaikan. Bahkan, Mirae Sekuritas memperkirakan kinerja keuangan PTBA masih akan cukup tertekan di tahun ini.

"Karena untuk ASP sendiri, kami perkirakan levelnya kurang lebih akan sama dengan di level kuartal IV/2023," ujar Darmawan.

Mirae Asset Sekuritas juga memperkirakan laba bersih PTBA tahun ini masih akan lebih rendah. Di sisi lain, dengan hasil kinerja keuangan dan laba bersih PTBA yang melebihi ekspektasi Mirae Asset Sekuritas, akan terdapat sentimen positif terhadap harga saham PTBA.

"Selain itu ada potensi pembagian dividen yang solid di saat tanggal pembagian dividen mendatang," ucapnya.

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan secara tahun penuh 2023, performa PTBA relatif turun dibandingkan tahun lalu akibat normalisasi harga batu bara dunia.

"Namun, patut dicermati jika di kuartal IV/2023, PTBA mencatatkan performa yang baik ya, misalnya dari pendapatan naik menjadi Rp10,7 triliun dan laba bersihnya naik double secara kuartalan menjadi Rp2,3 triliun," tutur Felix dihubungi, Selasa (5/3/2024).

Felix juga melihat kinerja PTBA masih akan bergantung pada fluktuasi harga batu bara global. Namun, Panin Sekuritas memandang positif jika PTBA dapat kembali menaikkan tingkat produksi di tahun 2023 ini.

"Saat ini kami masih merekomendasikan Hold dengan target harga Rp2.700," kata Felix.

Adapun Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan hold untuk saham PTBA, dengan target harga yang masih sama dari sebelumnya, yakni Rp2.450 per saham.

Sementara itu, berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 17 dari 23 analis merekomendasikan untuk hold saham PTBA, dengan 5 analis merekomendasikan jual, dan 4 analis merekomendasikan beli. Target harga terendah terhadap saham PTBA diberikan oleh CGS Internasional sebesar Rp1.500 per saham.

--------------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper