Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Matahari (LPPF) Tebar Dividen Rp200 per Saham, Yield Tembus Digit Ganda

Matahari Department Store (LPPF) berencana membagikan dividen untuk tahun buku 2023 senilai Rp200 per saham sehingga indikasi yield dividend mencapai 11,7%.
Matahari
Matahari

Bisnis.com, JAKARTA –  Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) berencana membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp200 per saham. Dengan besaran ini, dividend yield LPPF diperkirakan mencapai digit ganda.  

Sejauh ini, LPPF memang belum mengumumkan cum dividen. Meski demikian, manajemen perseroan berencana melakukan pembayaran dividen pada April 2024. Hal ini selaras dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan digelar pada 3 April 2024.

Mengacu pada harga saham LPPF pada penutupan perdagangan bursa Jumat (8/3/2024), yang berada pada level Rp1.700 per lembar, maka indikasi dividend yield mencapai 11,7%. 

Sekretaris Perusahaan LPPF Susanto, dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan rencana pembayaran dividen pada April mendatang akan bersumber dari kas internal yang mencapai Rp508 miliar per 31 Desember 2023. 

“Periode Ramadan pada bulan Maret dan April 2024 merupakan periode perdagangan penting bagi perseroan dengan perolehan kas yang signifikan,” kata Susanto. 

Selain itu, berdasarkan laporan keuangan 2023, LPPF telah menyisihkan dana cadangan sebesar Rp50,85 miliar atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor, sehingga perseroan telah memenuhi ketentuan pasal 70 Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT).

Sejalan dengan hal tersebut, LPPF mencatatkan laba bersih tahun berjalan senilai Rp675,36 miliar sepanjang 2023 atau melemah 51,17% year-on-year (YoY). Adapun total saldo laba setelah dikurangi cadangan wajib mencapai Rp3,38 miliar. 

“Oleh karena itu, perusahaan berhak melakukan pembagian dividen karena mempertahankan saldo laba yang positif sesuai dengan ketentuan pasal 71 UU PT. Perseroan memastikan bahwa mekanisme pembagian dividen dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku,” ujar Susanto. 

Pada tahun lalu,LPPF  membukukan pendapatan bersih sebesar Rp6,53 triliun atau tumbuh 1,30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah ini disumbangkan oleh penjualan eceran Rp3,72 triliun, konsinyasi Rp2,79 triliun, dan jasa Rp11,29 miliar.

Di tengah pertumbuhan pendapatan, perseroan juga mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 8,36% menjadi R2,22 triliun. Alhasil, LPPF mengakumulasikan laba kotor senilai Rp4,31 triliun, turun 1,99% YoY.

Perseroan juga mencatat penjualan kotor pada 2023 tembus Rp12,6 triliun atau tumbuh 1,1% YoY. Di sisi lain, meski terdapat tekanan inflasi, margin kotor LPPF mencapai Rp4,3 triliun, sedangkan Ebitda mencapai Rp1,4 triliun.

Sementara itu, sepanjang tahun 2023, LPPF membukukan total aset sebesar Rp5,88 triliun atau meningkat 2,26% YoY, sementara liabilitas melonjak 13,15% YoY menjadi Rp5,84 triliun, dan ekuitas mencapai Rp30,73 miliar atau merosot 94,70% secara tahunan.

----------------------------------

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper