Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpotensi Tersengat Kenaikan Harga Komoditas dan Reli Bitcoin

Kenaikan harga komoditas dan reli pasar kripto, terutama Bitcoin, diprediksi berdampak ke IHSG.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi tersengat kenaikan harga komoditas seperti emas yang menembus rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high dan juga kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO). Di lain sisi, reli harga Bitcoin di pasar kripto juga diprediksi berdampak ke IHSG.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan secara teknikal pihaknya mencermati pasar kripto saat ini memang sedang mengalami kenaikan sejak November 2022. Selain itu, harga komoditas juga disebut sedang berada di awal fase uptrend belakangan ini.

"Kami memperkirakan harga komoditas ini dapat menjadi sentimen positif bagi emiten di IHSG yang berkaitan dengan komoditas tersebut," jelas Herditya kepada Bisnis, dikutip Minggu (10/3/2024).

Mengacu data Bloomberg pada Jumat (8/3/2024) harga emas berjangka Comex kontrak April 2024 melesat 0,94% atau 20,30 poin ke level US$2.185,50 per troy ounce. Sementara itu, harga emas spot menguat sebesar 0,88% atau 18,97 poin ke US$2.178,95 per troy ounce.

Pada saat yang sama, harga CPO atau minyak kelapa sawit di Bursa Derivatif Malaysia untuk pengapalan April 2024 juga melejit 42 poin menjadi 4.174 ringgit per metrik ton. Kemudian untuk kontrak acuan Mei 2024 juga menguat 18 poin menjadi 4.089 ringgit per metrik ton.

Kendati demikian, Herditya juga mengingatkan ada risiko IHSG bergerak melandai saat memasuki Ramadan 1445 H. Sebab, menurutnya secara historis pergerakan IHSG cenderung mixed pada bulan Ramadan.

"Jika IHSG bergerak melandai ke depannya cukup wajar, mengingat pergerakan IHSG yang sempat menembus 7.400 dan mencatatkan all time high. Jadi, wajar akan adanya pullback terlebih dahulu," pungkasnya.

Adapun, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pada penutupan perdagangan Jumat (8/3/2024), IHSG kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah, dengan parkir pada posisi 7.381,90, menguat sebesar 0,96% dari posisi 7.311,90 pekan lalu. 

Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menambahkan, dari beberapa periode lalu, saat Ramadan IHSG cenderung mengalami tren penurunan volume transaksi, hal ini disebabkan karena periode hari bursa yang lebih pendek.

Selain itu, menurutnya investor cenderung lebih wait and see menjelang libur bursa saham yang panjang di tengah antisipasi ketidakpastian yang dapat terjadi dan berdampak pada pasar. 

"Di tahun ini pun kami memperkirakaan akan terjadi hal yang serupa, ditambah kekhawatiran ekonomi global yang masih tinggi akan membuat investor cenderung lebih berhati-hati," ujar Oktavianus kepada Bisnis, dikutip Minggu (10/3/2024).

Adapun, sentimen pemangkasan suku bunga yang disampaikan Ketua The Fed Jerome Powell pada saat pidato pekan ini membuat aset investasi cenderung mengalami kenaikan, seperti komoditas emas dan alternatif Bitcoin.

Berdasarkan data Coinmarketcap pada Minggu, (10/3/2024) pukul 12.05 WIB, Bitcoin melesat 12,06% sepekan ke level US$69.505 atau lebih dari Rp1 miliar. Capaian harga Bitcoin itu kini berada dalam level tertinggi dalam sejarah, yang sebelumnya rekor tertinggi adalah US$68,999 terjadi pada November 2021. 

"Tetapi, kami juga melihat ini mendorong saham, khususnya IHSG berhasil mencetak rekor ATH baru, bahkan pada Jumat [08/3] sempat menyentuh level tertinggi di 7.416 yang sebelumnya belum pernah tercapai," jelasnya.

Alhasil, dengan sederet sentimen tersebut, Kiwoom Sekuritas memproyeksikan hal ini akan masih direspons positif oleh pasar, ditambah juga rilis kinerja emiten tahun buku 2023 yang tumbuh serta adanya sentimen pembagian dividen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper