Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Divestasi 14% Saham Vale ke MIND ID, Hilirisasi Nikel Makin Oke Gas

MIND ID memegang 34% saham Vale Indonesia (INCO), lalu Vale Canada Ltd. 33,88%, SMM sebesar 11,48%, dan publik sebesar 20,63%.
Converter slag skimming di pabrik pengolahan nikel. - Bloomberg/Dimas Ardian
Converter slag skimming di pabrik pengolahan nikel. - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui BUMN holding industri pertambangan MIND ID atau Mining Industry Indonesia resmi memegang kepemilikan saham mayoritas di PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) sebesar 34%. 

Penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham divestasi sebesar 14% antara MIND ID dan Vale berlangsung pada Senin (26/2/2024) lalu. Menteri BUMN Erick Thohir menilai kesepakatan tersebut sebagai langkah besar bagi Indonesia, di mana MIND ID telah menjadi pemegang saham terbesar PT Vale Indonesia Tbk.

"Adapun komposisi pemegang setelah kesepakatan adalah MIND ID sebesar 34%, VCL [Vale Canada Ltd.] sebesar 33,88%, SMM sebesar 11,48%, dan publik sebesar 20,63%," ujarnya.

Menurut Erick, melalui divestasi tersebut Indonesia dapat menunjukkan komitmennya untuk berada di garis depan dalam pengembangan hilirisasi industri nikel.

Baginya, Indonesia memiliki peran strategis dalam industri nikel global sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Sehingga, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengambil kendali dalam menentukan arah industri nikel.

"Divestasi PT Vale Indonesia merupakan perwujudan transformasi BUMN yang penting untuk dilakukan dalam menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang di era ekonomi yang terus berkembang," ujarnya.

Sebagai informasi, setelah penandatanganan persetujuan divestasi 14% saham INCO ke MIND ID, maka MIND ID secara bersama-sama akan mengendalikan INCO dengan VCL. 

Usai transaksi selesai, MIND ID akan memegang sekitar 34% saham yang diterbitkan INCO, menjadikannya pemegang saham terbesar dalam perusahaan tersebut.

Adapun VCL dan SMM masing-masing akan memegang 33,9% dan 11,5%. Sekitar 20,6% akan tetap dimiliki oleh masyarakat umum di Bursa Efek Indonesia.

Erick menilai bentuk joint corporation dalam pengelolaan PT Vale Indonesia Tbk ke depan akan dapat menjamin pembangunan ekosistem pertambangan hulu hingga hilir yang lebih baik bagi Indonesia. 

Melalui momentum tersebut, pemerintah berkomitmen terus mengawal investasi keberlanjutan untuk down streaming dengan luasan lahan dan total investasi terbaik bagi Indonesia.

"Tentu kami melihat keberlanjutan sebagai hal yang penting, kami yakin bahwa komitmen kami dan VCL dalam mengelola PT Vale Indonesia ini sama, dan kami dan VCL, sebagai pemegang saham terbesar pertama dan kedua, telah bersepakat untuk melanjutkan komitmen hilirisasi sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap program strategis pemerintah," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf menyebut MIND ID akan terus berkolaborasi dengan VCL dan para pemangku kepentingan PT Vale lainnya dalam mengembangkan PT Vale.

"Kami akan mengoptimalkan proses hilirisasi terhadap hasil tambang PT Vale agar dapat mendukung industri dalam negeri serta kebutuhan ekspor dalam mendukung program hilirisasi," tuturnya.

Kata Heri, dengan akuisisi saham PT Vale ini, menjadi langkah strategis MIND ID agar Indonesia dapat mengambil posisi yang kuat untuk mengamankan pasokan bahan baku industri hilir berbasis nikel. 

Apalagi, mengingat komoditas ini adalah salah satu sumber daya strategis dan penting bagi dunia dimana nikel telah menjadi bahan baku utama baterai untuk kendaraan listrik dan juga untuk infrastruktur penyimpan listrik.

"Aksi korporasi ini menjadi momentum dalam memperkuat posisi Indonesia dalam industri baterai dan kendaraan listrik ke depan," kata Heri.

Setelah divestasi selesai dilakukan, MIND ID bersama-sama dengan VCL akan bersinergi dalam mendukung pelaksanaan kegiatan usaha PT Vale.

Dia menuturkan dengan adanya dua pemegang saham yang memiliki komitmen kuat untuk mendukung keberhasilan perusahaan, PT Vale diharapkan mampu menjalankan strategi pengembangan lebih lanjut 

"Ini guna menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan serta mendukung program hilirisasi industri nikel yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper