Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Gairah IPO 2024 dan Janji Jokowi Soal Pangan

Gairah pasar IPO di awal tahun ini menjadi salah satu berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Selasa (5/3/2023).
Direksi Bursa Efek Indonesia bersama Jajaran Direksi PT Satu Visi Putra (VISI) dalam seremoni pencatatan perdana saham, Selasa (27/2/2024). Saham VISI dibuka naik 31,66% di hari perdana perdagangan. Bisnis/Artha
Direksi Bursa Efek Indonesia bersama Jajaran Direksi PT Satu Visi Putra (VISI) dalam seremoni pencatatan perdana saham, Selasa (27/2/2024). Saham VISI dibuka naik 31,66% di hari perdana perdagangan. Bisnis/Artha

Bisnis, JAKARTA - Meski otoritas pasar modal telah mengantongi daftar calon emiten baru yang cukup panjang tahun ini, pasar initial public offering (IPO) diramal akan cukup menantang. Di sisi lain, kinerja emiten-emiten pendatang baru tahun ini pun terlihat tidak begitu cemerlang.

Gairah pasar IPO di awal tahun ini menjadi salah satu berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Selasa (5/3/2023). Selain itu, beberapa sajian lainnya turut dihadirkan untuk pembaca seperti pilihan konversi mobil listrik hingga penyebab backlog perumahan. 

1. Membaca Gairah Pasar IPO di Awal Tahun

Bursa Efek Indonesia telah kedatangan 19 emiten baru dengan total penggalangan dana Rp3,45 triliun. Terakhir, PT Satu Visi Putra Tbk. (VISI) listing pekan lalu, Selasa (27/2/2024) Rp73,8 miliar.

Sebagai pembanding, selama 2 bulan awal tahun 2023 lalu, BEI menyambut 20 emiten baru dengan total penggalangan dana Rp10,56 triliun. Jumlah nilai IPO yang tinggi ini terutama karena kedatangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) yang menyumbang nilai IPO Rp9,06 triliun.

Jika tidak memperhitungkan nilai IPO PGEO, maka total penggalangan dana periode Januari-Februari 2023 adalah sebanyak Rp1,5 triliun. Nilainya tidak lebih tinggi dibanding capaian pada awal 2024 ini.

Hal ini mencerminkan gairah IPO pada awal tahun ini tidak begitu landai, padahal pasar tengah menghadapi sentimen pemilihan umum (pemilu), yang biasanya ditandai oleh ketidakpastian dan sikap wait and see.

2. Di Balik Pilihan Konversi Mobil Listrik Pengusaha Logistik

Mitsubishi Motors telah mengambil langkah maju dengan memproduksi lokal mobil listrik niaga angkutan barang. Namun, Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) justru memilih elektrifikasi melalui jalur konversi armada.

Ketua Umum ALI Mahendra Rianto mengatakan institusinya mengusulkan adanya kendaraan niaga pengiriman barang melalui bentuk konversi dibandingkan dengan battery electric vehicle (BEV) baru.

“Kami sedang berdiskusi dengan Kementerian Perhubungan agar usaha logistik diizinkan untuk konversi dari diesel ke listrik. Jadi, ambil sasis diganti dengan sparepart untuk listrik,” katanya kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Alasannya, harga yang ditawarkan untuk mobil niaga berbasis baterai atau BEV baru terbilang lebih mahal dibandingkan dengan listrik hasil konversi dari konvensional.

Menurutnya, satu unit produk konversi harganya sekitar 60%-70% dari harga mobil niaga berbasis baterai baru. ALI juga berharap pemerintah memberikan izin perubahan STNK, sehingga mobil konversi bisa dijalankan.

3. Penyebab Backlog Rumah di Indonesia Tembus 12,7 Juta Unit

Penyediaan rumah bagi rakyat masih menjadi tantangan besar, tercermin dari masih adanya backlog sebanyak 12,7 juta rumah pada 2023. Merujuk data Susenas BPS, angka backlog hunian pada 2021 berada di level 12,72 juta unit, menurun dari tahun 2020 yang berada di level 12,75 juta hunian. 

Pada 2004, backlog perumahan mencapai 5,2 juta unit rumah. Jumlah ini akan terus berubah seiring pertambahan kebutuhan sekitar 700.000 unit hingga 800.000 unit setiap tahunnya yang berasal dari pertumbuhan keluarga baru.

Untuk diketahui, backlog adalah kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Backlog dihitung berdasarkan kebutuhan satu unit rumah untuk satu rumah tangga atau kepala keluarga (KK). 

Terlebih program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2015 rupanya belum mampu menutup angka backlog kepemilikan rumah. Padahal, bila dihitung secara sejak tahun 2015 hingga akhir 2023, pemerintah mengklaim telah membangun sebanyak 7.988.585 unit rumah melalui Program Sejuta Rumah. 

4. Sumber Arus Cepat Mobil Listrik Masuk Indonesia

Pasar Indonesia yang bakal semakin semarak mobil listrik sudah terlihat tanda-tandanya sejak semester kedua tahun lalu. Memasuki Tahun Naga Kayu, pasar diwarnai pergerakan cepat arus masuk model-model terbaru.

Setidaknya, semarak mobil listrik baterai telah tampak di GIIAS 2023, 10-20 Agustus, di BSD City Tangerang. Bertema Future Now, pameran otomotif ini menampilkan banyak kendaraan setrum.

Bahkan, tidak sedikit model dari merek pendatang, seperti Chery Omoda 5 EV, Citroen e-C3, Greatwall Ora 3, Kia EV6 GT, Maxus Mifa9, Neta V, Seres E1, hingga Volvo C40 Recharge.

Beberapa merek yang telah masuk di segmen pasar mobil listrik baterai menunjukkan sinyal ekspansi dengan membawa model terbaru, seperti Lexus RZ 450e, Mercedes EQS, Hyundai Ioniq 6, hingga Wuling Wuling Air EV Lite, dan Wuling Binguo.

BYD, merek mobil listrik paling laris sejagat, tidak tampak di GIIAS 2023. Namun, pabrikan asal China ini tiba-tiba masuk pasar Indonesia dengan meluncurkan tiga modelnya di Sasana Kriya, TMII, Jakarta, Kamis (18/1/2024). Ketiganya adalah BYD Seal (sedan), Atto 3 (SUV 5-seater), dan Dolphin (hatchback).

Bahkan, BYD dipastikan membangun fasilitas perakitan lokalnya di Indonesia. Dengan menyiapkan investasi US$1,3 miliar atau setara Rp20,33 triliun, pabrik BYD dirancang berkapasitas produksi 150.000 unit.

5. Janji Jokowi Soal Lonjakan Harga Beras

Harga beras diharapkan mulai turun sebelum Idulfitri pada April mendatang seiring dengan meningkatnya produksi beras selama musim panen raya.

Taksiran Badan Pusat Statistik mencatat produksi beras akan menyentuh 3,54 juta ton pada Maret dan 4,92 juta ton pada April. Peningkatan produksi ini diharapkan mampu menstabilkan harga beras.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan pemerintah terus mengawasi dan menyiapkan mitigasi yang tepat dalam menanggulangi potensi kenaikan harga pangan menjelang Ramadan dan Lebaran 2024. 

Saat ini, salah satu komoditas yang diperhatikan oleh pemerintah adalah terkait dengan ketersediaan beras. Sehingga, menurutnya pemerintah akan terus melakukan peninjauan terkait stok pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper