Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara OPEC+ Dikabarkan Sepakat Lanjutkan Pemangkasan Produksi Minyak

Negara anggota OPEC + dikabarkan memutuskan untuk melanjutkan aksi pemangkasan produksi minyak mentah hingga pertengahan tahun ini.
Negara OPEC+ Dikabarkan Sepakat Lanjutkan Pemangkasan Produksi Minyak. Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Negara OPEC+ Dikabarkan Sepakat Lanjutkan Pemangkasan Produksi Minyak. Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Negara anggota OPEC + dikabarkan memutuskan untuk melanjutkan aksi pemangkasan produksi minyak mentah hingga pertengahan tahun ini.

Seperti dilaporkan oleh Bloomberg, Minggu (3/3/2024), sejumlah sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa pemangkasan produksi minyak dilanjutkan lantaran ingin mencegah terjadinya surplus di pasar global. Selain itu, kebijakan itu diharapkan dapat mengerek harga minyak.

Pemangkasan yang besarnya sekitar 2 juta barel per hari tersebut akan tetap berlaku hingga akhir Juni 2024. Adapun Arab Saudi, dikabarkan menyumbang setengah dari pemangkasan yang dijanjikan.

Para pedagang dan analis telah memperkirakan perpanjangan ini, karena mereka menganggap hal ini perlu untuk mengimbangi jeda musiman dalam konsumsi bahan bakar dunia dan melonjaknya produksi dari beberapa pesaing OPEC+. Salah satunya adalah produksi shale oil dari AS.

Selain itu prospek ekonomi yang tidak menentu di China juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan oleh para produsen minyak dunia tersebut.

Sebagai informasi, pasokan yang melimpah telah membuat harga minyak internasional mendekati US$80 per barel tahun ini, bahkan ketika konflik di Timur Tengah mengganggu pengiriman dari beberapa negara produsen.

 Meskipun hal ini memberikan sedikit kelegaan bagi konsumen setelah bertahun-tahun inflasi merajalela, harga mungkin akan sedikit rendah bagi banyak negara di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitra-mitranya.

Di sisi lain, menurut Fitch Ratings, Arab Saudi membutuhkan harga minyak dunia, stabil di atas US$90 per barel. Sebabnegara tersebut membutuhkan dana yang besar, yakni hingga miliaran dolar AS untuk melakukan transformasi ekonomi.

Mitra terbesarnya dalam aliansi tersebut, Rusia, juga mencari pendapatan dari penjualan minyak untuk terus melancarkan ageresi militer terhadap Ukraina.

Pada bulan pertama tahun ini, implementasi pengurangan produksi yang dilakukan kelompok tersebut tidak memenuhi janji mereka yaitu 2 juta barel per hari.

Irak dan Kazakhstan secara kolektif memproduksi beberapa ratus ribu barel per hari di atas kuota mereka.  Namun merkea berjanji untuk meningkatkan kepatuhan dan bahkan mengkompensasi kelebihan produksi awal.

Sementara itu, Rusia menunjukkan kinerja yang sangat beragam. Baru-baru ini perusahaan tersebut menerapkan sepenuhnya pengurangan produksi yang dijanjikan hampir setahun yang lalu.

Pada Januari, negara tersebut mengurangi ekspor minyak mentahnya sebanyak sekitar 300.000 barel per hari sesuai kesepakatan, namun janji pembatasan terhadap pengiriman bahan bakar olahan kurang jelas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper