Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Investasi INCO & Ford Rp67,5 Triliun Masuk Dalam IUPK

Kementerian ESDM menyebut rencana investasi pabrik HPAL Blok Pomalaa masuk ke dalam perjanjian konversi kontrak IUPK PT Vale Indonesia (INCO).
Kementerian ESDM menyebut rencana investasi pabrik HPAL Blok Pomalaa masuk ke dalam perjanjian konversi kontrak IUPK PT Vale Indonesia (INCO). /Bisnis-Paulus Tandi Bone
Kementerian ESDM menyebut rencana investasi pabrik HPAL Blok Pomalaa masuk ke dalam perjanjian konversi kontrak IUPK PT Vale Indonesia (INCO). /Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan rencana investasi pabrik high-pressure acid leach (HPAL) Blok Pomalaa, Sulawesi Tenggara, masuk ke dalam perjanjian konversi kontrak Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PT Vale Indonesia (INCO).

Pabrik HPAL ini akan mengolah bijih yang dipasok oleh INCO dari tambang Blok Pomalaa untuk menghasilkan nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Produk nikel tersebut dinilai akan berbiaya rendah, dan digunakan dalam baterai electric vehicles (EV) dengan katoda kaya nikel.

Persiapan lokasi awal proyek HPAL Blok Pomalaa telah dimulai, dan operasi komersial pabrik HPAL akan dimulai pada 2026. Secara keseluruhan, proyek HPAL ini akan menelan investasi hingga US$4,5 miliar atau setara Rp67,5 triliun.

“Sekarang kan kita kasih perpanjangan usaha tambangnya, dengan catatan dia mesti bangun smelter yang dengan Ford, kalau enggak bangun batal [IUPK],” kata Arifin di Gresik dikutip Minggu (3/4/2024).

Seperti diketahui, INCO dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. resmi menggandeng Ford Motor Company dalam proyek pabrik bahan baku baterai nikel tersebut.

Ford Motor Company  menggenggam secara langsung saham PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) bersama INCO dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Perusahaan asal Amerika Serikat tersebut kini menggenggam 8,5% saham KNI per 21 Desemeber 2023.

Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke EV, meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap.

Arifin mengatakan kementeriannya bakal mengevaluasi setiap tahun realisasi pengerjaan proyek yang kini masuk ke dalam dokumen atau komitmen investasi IUPK INCO.

“Masuk di perjanjian itu, nanti kita tahu setiap tahun kita periksa, jangan lagi kayak bauksit,” kata dia.

Ketika perjanjian kerja sama pertama kali diteken pada 30 Maret 2023, Christoper Smith, Chief Government Affairs Officer Ford Motor Company mengungkapkan optimismenya dalam kesepakatan penyertaan modal bersama Vale dan Huayou.

"Pertama, ada aspek di Indonesia yang merupakan bagian penting untuk menciptakan rantai pasok kendaraan listrik," katanya.

Alasan selanjutnya adalah Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, material penting dalam baterai kendaraan listrik.

Dengan demikian, sambung Smith, keputusan Ford menjalin kerja sama stratgis dengan Vale dan Huayou sangat tepat dalam memenuhi kebutuhan komponen EV berkandungan nikel.

Pabrik HPAL Blok Pomalaa ditargetkan dapat menghasilkan hingga 120 kiloton MPH per tahun.

Dalam kerangka kerjanya, proyek pemrosesan nikel akan berjalan tiga arah, bersama dengan perjanjian pasokan terpisah yang sedang dikembangkan dengan Ford dan Huayou untuk bahan aktif katoda prekursor yang penting untuk pembuatan baterai lithium-ion, secara kolektif akan digabungkan dengan sumber nikel Ford lainnya.

Divestasi Saham INCO

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID tengah menyiapkan pendanaan sekitar US$300 juta atau setara dengan Rp4,69 triliun (asumsi kurs Rp15.635 per US$) untuk mengakuisisi 14% saham asing INCO.

Setelah lebih setahunan negosiasi, MIND ID bersama dengan pemegang saham asing INCO, Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (SMM) menyepakati harga akuisisi 14% saham INCO di angka Rp3.050 per lembar saham.

“Total investasi US$300 juta, bayarnya Juni dan ada yang lewat mekanisme pasar modal,” kata Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso saat ditemui selepas Penandatanganan Perjanjian Transaksi Definitif untuk Akuisisi Saham INCO di Jakarta, Senin (26/2/2024).

Hendi mengatakan, transaksi divestasi itu bakal dilunasi Juni 2024. Dia menuturkan, sebagian besar pendanaan berasal dari sumber internal, sisanya lewat penerbitan saham baru.

Sementara ihwal penerbitan utang, dia menuturkan, hitung-hitungan nominal pinjaman untuk pembayaran divestasi itu masih dikaji holding tambang pelat merah saat ini.

Setelah transaksi selesai, MIND ID akan memegang sekitar 34% saham yang diterbitkan INCO dan menjadikannya pemegang saham terbesar dalam perusahaan tersebut. VCL dan SMM masing-masing akan memegang 33,9% dan 11,5%. Sekitar 20,6% akan tetap dimiliki oleh masyarakat umum di Bursa Efek Indonesia.

Untuk kepemilikan sahamnya, VCL akan mendapatkan sekitar US$160 juta (tunai) atas transaksi, yang diperkirakan selesai sebelum akhir 2024, setelah semua persyaratan penyelesaian transaksi dipenuhi.

Seperti diketahui, konsesi yang dipegang INCO berdasarkan amandemen KK 2014 lalu mencapai 118.435 hektare yang tersebar di Sulawesi Selatan (70.566 hektare), Sulawesi Tengah (22.699 hektare), dan Sulawesi Tenggara (24.752 hektare).

Sampai dengan Desember 2021, estimasi sumber daya bijih nikel milik INCO sebesar 300 juta ton dengan cadangan sebesar 60 juta ton. Adapun, kapasitas produksi rata-rata sebesar 70.000 ton sampai dengan 80.000 ton setiap tahunnya saat ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper