Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas dalam Sepekan: Batu Bara Memanas, CPO Menghijau

Simak daftar harga komoditas, termasuk batu bara dan CPO, dalam sepekan terakhir.
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara mencatatkan penguatan dalam sepekan hingga 9%. Walau ditutup melemah, harga crude palm oil (CPO) juga mencatatkan penguatan menjelang konferensi industri besar di Malaysia pada minggu depan. 

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Sabtu (2/3/2024), harga batu bara berjangka kontrak Maret 2024 di ICE Newcastle pada perdagangan Jumat (1/3) mencatatkan penguatan sebesar 0,76% atau 1 poin ke level 132 per metrik ton. Dalam sepekan kontrak ini telah menguat 5,39%.

Kemudian, kontrak pengiriman untuk April 2024 yang memiliki volume terbanyak, juga menguat sebesar 2,84% atau 3,75 poin ke level 136 per metrik ton, menguat sebesar 9,02%.

Mengutip CoalMint, Kementerian Persatuan Batu Bara India pada Kamis (29/2/2024) meluncurkan rencana dan kebijakan logistik batu bara. 

Menteri Persatuan Batubara dan Pertambangan Pralhad Joshi mengatakan bahwa peluncuran tersebut menjadi sejarah India untuk memodernisasi transportasi batu bara, meningkatkan efisiensi, dan mendorong keberlanjutan.

Kebijakan tersebut diluncurkan menyambung meningkatnya permintaan batu bara, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 1,5 miliar ton pada 2030 dari yang saat ini sebesar 980 juta ton.

Rencana tersebut mengusulkan peralihan strategis menuju sistem berbasis kereta api dalam proyek-proyek first mile connectivity (FMC), dengan tujuan untuk mengurangi biaya logistik kereta api sebesar 14%.

Kementerian mengatakan bahwa hal ini menjadi upaya India untuk memaksimalkan potensi industri batu baranya, melalui upaya kolaboratif dengan berbagai badan pemerintah, pemimpin industri dan pemangku kepentingan. Negaranya juga memastikan masa depan energi yang tangguh dan berkelanjutan.

Harga Komoditas dalam Sepekan: Batu Bara Memanas, CPO Menghijau

Harga CPO  

Berikutnya, untuk harga CPO atau minyak kelapa sawit di Bursa Derivatif Malaysia pada Maret 2024 melemah -1 poin menjadi 4.024 ringgit per metrik ton.

Namun, dalam sepekan kontrak ini telah menguat sebesar 1,39%. Kemudian untuk kontrak acuan Mei 2024 juga melemah -6 poin menjadi 3.964 ringgit per metrik ton. Kontrak ini juga mencatatkan penguatan sebesar 2,93% dalam sepekan.

Mengutip Reuters, harga minyak sawit berjangka Malaysia ditutup lebih rendah pada Jumat (1/3) karena adanya aksi ambil untung dan perdagangan yang lebih hati-hati, menjelang konferensi industri besar di Negeri Jiran tersebut pada minggu depan. 

“[Aksi] ambil keuntungan akhir pekan setelah kenaikan besar kemarin dan perdagangan yang hati-hati menjelang Konferensi dan Pameran Price Outlook (POC) minggu depan membuat sebagian besar pasar stagnan,” jelas salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura, Sathia Varqa.

Lanjutnya, para pedagang dinilai menyadari penurunan produksi dan ekspor pada Februari 2024, beserta dampaknya terhadap saham. Presentasi dan analisis POC akan memberikan lebih banyak petunjuk dalam memandu harga

Kemudian, menurut surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor CPO Malaysia pada Februari 2024 menurun 14% menjadi  1.106.054 metrik ton dibandingkan bulan sebelumnya.

Surveyor kargo Societe Generale de Surveillance (SGS) memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada Februari 2024 sebesar  996.845 metrik ton.

Sedangkan, perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia juga memproyeksi bahwa ekspor akan menurun 18,5% menjadi 1.000.348 ton dari bulan sebelumnya.

Indonesia juga berencana menurunkan harga referensi minyak sawit mentah pada 1-31 Maret 2024 menjadi US$798,90, dengan pajak ekspor sebesar US$33 per ton dan pungutan sebesar US$85.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memproyeksi produksi minyak sawit Tanah Air meningkat 5% dibandingkan tahun lalu menjadi 57,6 juta ton. Ekspor diperkirakan stagnan pada 32-33 juta ton.

Kontrak minyak kedelai di Dalian, DBYcv1, naik 1,58%. Kontrak minyak sawit, DCPcv1, menguat 1,59%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT), BOc2, juga menghijau sebesar 0,82%.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Ringgit malaysia ditutup melemah -0,07% terhadap dolar AS pada Jumat (1/3). Ringgit yang melemah membuat minyak kelapa sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper