Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu Divestasi Harga Premium jadi Sentimen Saham CPO ANJT

Isu divestasi pemegang saham Austindo Nusantara Jaya (ANJT) harga premium menjadi sentimen positif bagi saham ANJT.
Emiten sawit favorit Lo Kheng Hong, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ) melalui anak usahanya PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) mengembangkan PLTS.
Emiten sawit favorit Lo Kheng Hong, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ) melalui anak usahanya PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) mengembangkan PLTS.

Bisnis.com, JAKARTA - Isu divestasi pemegang saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) di harga premium dengan nilai sekitar Rp6 triliun-Rp7 triliunan menjadi sentimen positif bagi saham ANJT.

Pada perdagangan Kamis (29/2/2024) pukul 09.02 WIB, saham ANJT melesat 15% atau 105 poin menjadi Rp805. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp2,70 triliun. Sepanjang 2024, saham ANJT naik 10,07% dari sebelumnya melemah sekitar 6%.

Mengutip Bloomberg, pengendali Austindo Nusantara Jaya, PT Austindo Kencana Jaya dan PT Memimpin Dengan Nurani, berencana menjual ANJT dengan valuasi sebesar US$400–500 juta.

Dengan menggunakan asumsi kurs Jisdor Rp15.673 per dolar AS, nilai penawaran tersebut mengimplikasikan valuasi Rp6,27 triliun–Rp7,84 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan kapitalisasi pasar ANJT saat ini.

PT Austindo Kencana Jaya dan PT Memimpin Dengan Nurani masing-masing memiliki porsi kepemilikan 40,9% saham ANJT, sehingga total kepemilikan keduanya adalah 81,8% saham.

Perwakilan ANJT mengatakan kepada Bloomberg bahwa perseroan tidak mengetahui dan belum menerima informasi terkait pemberitaan atas rencana divestasi tersebut.

Michael Owen Kohana, Investment Analyst Stockbit, menyampaikan kabar divestasi berpotensi memberikan sentimen positif terhadap pergerakan harga saham ANJT. Hal ini mengingat pengendali berencana melakukan divestasi dengan valuasi yang lebih premium dibandingkan harga di pasar reguler.

"Selain itu, jika transaksi ini terwujud, maka ANJT akan memiliki pengendali baru, sehingga pengendali baru tersebut akan melakukan tender offer wajib kepada sisa pemegang saham termasuk masyarakat," paparnya dalam publikasi riset.

Mengacu kepada laporan perusahaan per 2023, ANJT memiliki luas lahan tertanam sebesar 53.698 hektare. Sebanyak 85,5% dari jumlah tersebut sudah menghasilkan, sementara sisanya belum menghasilkan.

Per akhir 2022, ANJT yang menjadi saham CPO favorit Lo Kheng Hong, memiliki cadangan lahan sekitar 96.302 hektare, tetapi lahan ini dianggap tidak dapat ditanami karena kondisi topografi yang tidak sesuai atau digunakan untuk berbagai tujuan termasuk konservasi keragaman hayati. Rata-rata umur pohon kelapa sawit ANJT adalah 13,9 tahun, yang dapat dikategorikan sebagai usia prima.

Secara valuasi, P/E Ratio ANJT berada di level 103,71 kali, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peers-nya sesama emiten CPO seperti SSMS (12,95 kali), AALI (12,3 kali), dan DSNG (6,62 kali).

Namun, jika dihitung menggunakan valuasi EV/Ha, ANJT berada di level Rp91,95 juta, lebih murah dibandingkan dengan peers-nya yang memiliki rata-rata umur pohon sawit prima seperti SSMS (Rp220,3 juta) dan DSNG (Rp125,6 juta).

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper