Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Berkongsi dengan Tiktok, Cek Peluang GOTO Merger Grab

Setelah GOTO mampu berkongsi dengan Tiktok dalam sektor e-commerce, terdapat rumor yang berhembus tentang aksi merger lanjutan dengan Grab.
Sejumlah driver aplikasi ojek online mengantre di depan gerai Ayam Geprek Smekdon yang dikembangkan oleh PT Kota Satu Properti Tbk. /Foto: dokumen SATU
Sejumlah driver aplikasi ojek online mengantre di depan gerai Ayam Geprek Smekdon yang dikembangkan oleh PT Kota Satu Properti Tbk. /Foto: dokumen SATU

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah GOTO mampu berkongsi dengan Tiktok dalam sektor e-commerce, terdapat rumor yang berhembus tentang aksi merger lanjutan dengan Grab.

Aksi merger atau penggabungan usaha cukup banyak terjadi pada 2023 lalu. Di sisi lain, isu merger Grup GOTO Gojek-Grab dan EXCL-FREN kembali mencuat di awal tahun 2024.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi melihat isu-isu potensi terjadinya merger beberapa emiten di Indonesia masih kencang dari berbagai sektor.

Teranyar raksasa teknologi, yakni Grup GOTO, Gojek membuka potensi merger dengan Grab. Pihaknya melihat jika merger ini terjadi, maka Grab dan GOTO akan semakin meninggalkan jauh pesaing lainnya, ditambah dengan aset dan modal yang masing-masing jumbo. 

Adapun ke depan, dia melihat melihat aksi merger paling banyak berpotensi terjadi pada sektor perbankan. 

"Karena selain adanya peraturan dari regulator, adanya juga peningkatan nilai buku perbankan dan juga dalam mengakuisisi lini bisnis," ucapnya. 

Dia melanjutkan peluang aksi merger yang berpotensi terjadi sangat menarik, karena adanya penguatan lini bisnis dan pasar. Meski demikian, lanjutnya, tantangan bagi merger saat ini masih tinggi dikarenakan ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi di tengah suku bunga tinggi.

Selain itu merger antara BTN Syariah dan bank muamalat. Hal ini mencuat setelah POJK No. 12 Tahun 2023 menyebutkan perbankan yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) dengan aset lebih dari Rp50 triliun, maka wajib melakukan pemisahan.

"Sehingga muncul wacana merger antara BTN Syariah dengan Bank Muamalat yang masing-masing memiliki aset mencapai Rp48,41 triliun dan Rp66,2 triliun per 9 bulan 2023," kata Audi.

Isu selanjutnya datang dari telekomunikasi. Menurut Audi penguatan penetrasi teknologi 5G dan penguatan pasar mendorong potensi merger antara Grup Sinarmas PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL). 

Menurutnya, isu ini telah dia dengar sejak beberapa waktu lalu dan berpotensi berdampak positif pada lini bisnis jika tergabung. Audi mencatat sampai di semester I/2023, FREN memiliki 46.000 BTS dan XL memiliki 150.261 BTS, sehingga dapat mendekati BTS yang dimiliki Telkomsel. 

------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper