Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale (INCO) Fokus Lanjutkan Proyek Bernilai Rp140 Triliun Usai Divestasi

Vale Indonesia bakal fokus menjalankan tiga proyek dengan total investasi US$9 miliar atau Rp140,73 triliun usai kesepakatan divestasi saham.
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah kesepakatan divestasi, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) akan fokus menjalankan tiga proyek dengan total investasi US$9 miliar bersama mitra. Nilai tersebut setara Rp140,73 triliun dengan estimasi kurs di level Rp15.637. 

Holding BUMN pertambangan MIND ID diketahui telah menyepakati akuisisi 14% saham INCO dengan Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM). Harga saham yang disepakati antarpihak sebesar Rp3.050 per lembar saham.

Sebagai informasi, kesepakatan tersebut merupakan syarat untuk mendapatkan perpanjangan kontrak karya dalam bentuk izin usaha pertambangan khusus (IUPK).

Presiden Direktur dan CEO Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan bahwa dengan penandatanganan perjanjian jual beli saham dalam rangka divestasi, perseroan telah selangkah lebih maju untuk mendapatkan perpanjangan kontrak karya dalam bentuk IUPK. 

Dia menuturkan proses perpanjangan kontrak karya dalam bentuk IUPK saat ini tengah berlangsung dan diharapkan bisa diselesaikan dalam waktu dekat.

“Kami berharap IUPK bisa kami dapatkan dalam waktu dekat dan kami akan fokus untuk menjalankan semua proyek pengembangan kami baik di Pomalaa, Bahodopi dan Sorowako dengan total investasi sebesar US$9 miliar [bersama mitra],” ujarnya Senin (26/2/2024). 

Febriany memastikan para pihak akan berupaya agar penyelesaian transaksi divestasi dilakukan dalam waktu singkat, dengan tetap mengikuti semua peraturan perundangan yang berlaku. 

“Pemberitahuan selanjutnya tentang proses atau penyelesaian divestasi akan disampaikan dalam beberapa waktu ke depan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” pungkasnya. 

Dengan kesepakatan tersebut, MIND ID kini telah menjadi pemegang saham terbesar Vale Indonesia dengan kepemilikan mencapai 34% saham. Sementara itu, VCL menggenggam 33,88% saham, SMM sebesar 11,48%, dan publik memiliki 20,63%.

PROGRES PROYEK JUMBO VALE 

Adapun tiga proyek jumbo yang dimiliki Vale Indonesia adalah proyek Pomalaa, Bahodopi dan Sorowako yang tercatat memiliki total investasi sebesar US$9 miliar atau sekitar Rp140 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi beberapa waktu lalu, manajemen INCO menyampaikan bahwa proyek Pomalaa saat ini telah membuat kemajuan pada pekerjaan konstruksi awal tambang, sambil menyelesaikan proses tender EPC untuk pembangunan tambang. 

“Pasca penandatanganan perjanjian tiga pihak antara INCO, Huayou, dan Ford pada awal tahun lalu, dengan gembira kami menginformasikan bahwa Ford telah resmi bergabung menjadi pemegang saham PT Kolaka Nickel Indonesia,” kata manajemen INCO. 

PT Kolaka Nickel Indonesia merupakan adalah perusahaan patungan yang didirikan untuk membangun dan mengoperasikan pabrik Halmahera Persada Lygend (HPAL) di Pomalaa. 

Di sisi lain, perseroan menyatakan telah mendapatkan AMDAL baru untuk area tambang di Bahodopi dan juga kawasan industri Sambalagi. Laju pembebasan lahan di area pertambangan juga meningkat pesat sehingga memungkinkan INCO memacu pertumbuhan ke depan,

Saat ini, INCO sedang melanjutkan pembangunan pelabuhan untuk pengangkutan bijih. Pembangunan pabrik di Sambalagi juga berjalan dengan baik, dan INCO tengah melanjutkan proses kontrak EPC untuk pembangunan pabrik dan infrastruktur pendukungnya. 

Terakhir adalah proyek Sorowako yang telah menandatangani perjanjian kerja sama definitif dengan Huayou untuk pembangunan HPAL di Luwu Timur. Kini, Huayou diketahui tengah menyelesaikan semua perizinan yang dibutuhkan. 

 INCO mengklaim akan berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi pekerja lokal di sekitar operasi dan aktivitas bisnis, termasuk di proyek pertumbuhan. Per 31 Desember 2023, proyek pertumbuhan INCO mempekerjakan 98,6% pekerja Indonesia dan 67,6% pekerja lokal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper