Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Merger dan Akuisisi Diproyeksi Meningkat usai Pemilu 2024

Investment bankers melihat aksi merger dan akuisisi berpeluang terjadi di beberapa sektor di pasar modal.
Investment bankers melihat aksi merger dan akuisisi berpeluang terjadi di beberapa sektor di pasar modal. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investment bankers melihat aksi merger dan akuisisi berpeluang terjadi di beberapa sektor di pasar modal. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi merger dan akuisisi emiten di Bursa Efek Indonesia diperkirakan akan meningkat usai Pemilu 2024. Investment Bankers melihat terdapat beberapa faktor pendukung untuk mewujudkan merger dan akuisisi tersebut. 

Head, Capital Market & Advisory RHB Sekuritas Indonesia Gavin Yusuf memperkirakan aksi merger dan akuisisi akan meningkat usai pemilu 2024. Menurutnya, hal tersebut didukung oleh beberapa faktor. 

Di sisi stabilitas politik, Gavin melihat pemenang pemilu 2024 diharapkan dapat membawa stabilitas politik dan ekonomi, yang menciptakan lingkungan yang kondusif untuk merger & akuisisi.

Kemudian di sisi kebijakan pemerintah, Gavin melihat pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk menarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui kebijakan yang mendukung merger dan akuisisi.

"Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil di tahun-tahun mendatang, yang meningkatkan minat investor untuk melakukan merger dan akuisisi," kata Gavin, dikutip Minggu (25/2/2024).

Kemudian faktor pendukung di sisi peningkatan digitalisasi, yang membuka peluang baru untuk merger dan akuisisi di berbagai sektor, seperti e-commerce, teknologi keuangan, dan telekomunikasi. Lalu konsolidasi industri di beberapa sektor, seperti industri keuangan dan telekomunikasi. 

Faktor pendorong lain yang menurutnya akan menjadi pemicu untuk aksi merger dan akuisisi adalah meningkatnya persaingan yang semakin ketat di berbagai sektor, yang dapat mendorong perusahaan untuk melakukan merger dan akuisisi agar dapat meningkatkan skala dan daya saing mereka.

Faktor lainnya adalah perubahan tren konsumen yang dapat mendorong perusahaan untuk melakukan merger dan akuisisi untuk memasuki pasar baru atau untuk memperluas jangkauan pasar mereka.

Hanya saja, kata Gavin, terdapat beberapa hambatan bagi aksi merger dan akuisisi ini. Hambatan tersebut seperti ketidakpastian regulasi di beberapa sektor, nilai aset di Indonesia relatif tinggi dibandingkan dengan negara lain di kawasan, yang dapat membuat merger dan akuisisi menjadi lebih mahal.

"Hambatan lainnya ketersediaan dana untuk merger dan akuisisi dapat menjadi kendala bagi beberapa perusahaan," tuturnya.

Adapun RHB Sekuritas melihat peluang untuk merger dan akuisisi terlihat cukup menjanjikan di beberapa sektor setelah Pemilu 2024. Sektor-sektor tersebut adalah sektor teknologi dengan e-commerce, teknologi keuangan, dan telekomunikasi, sektor konsumsi yakni barang konsumsi, ritel, dan kesehatan, serta sektor infrastruktur yang mencakup transportasi, energi, dan telekomunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper