Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Laba Bersih Indo Tambangraya (ITMG) Anjlok 58% Sepanjang 2023

Manajemen PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menyebut penyebab turunnya laba bersih perseroan adalah karena penurunan harga jual rata-rata batu bara.
Chief Executive Officer Banpu Public Company Limited Somruedee Somphong (kanan) dan Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Mulianto saat wawancara di Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/11/2023). JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Chief Executive Officer Banpu Public Company Limited Somruedee Somphong (kanan) dan Direktur Utama PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Mulianto saat wawancara di Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/11/2023). JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mencatatkan penurunan laba bersih dan pendapatan sepanjang 2023 akibat adanya penurunan harga jual rata-rata batu bara menjadi US$113 per ton.

Manajemen Indo Tambangraya Megah menjelaskan pendapatan menurun sebesar 35% karena penurunan harga jual rata-rata yang signifikan. ASP turun sebesar 41% dari US$192 per ton di 2022 menjadi US$113 per ton di 2023.

Meski kinerja keuangan mengalami penurunan, ITMG mencatatkan kenaikan produksi batu bara year on year menjadi 16,9 juta ton sepanjang 2023 dari sebelumnya sebesar 16,6 juta ton.

Kemudian, volume penjualan batu bara ITMG tercatat sebesar 20,9 juta ton atau naik 11% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$18,9 juta ton.

Rata-rata penjualan ekspor mengalami penurunan, di antaranya penjualan ke Tiongkok, Jepang, Filipina, India, Bangladesh, Malaysia dan Taiwan. Penjualan batu bara ITMG domestik juga ikut turun 35% dari sebelumnya US$665 juta menjadi US$431 juta.

Seperti yang diketahui, pendapatan ITMG mengalami penurunan signifikan menjadi sebesar US$2,37 miliar atau setara Rp36,60 triliun (kurs Rp15.416). Capaian itu turun sebesar 34,70% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mencapai US$3,63 miliar.

Penjualan utama masih didominasi oleh batu bara kepada pihak ketiga, mencapai US$2,25 miliar, sementara penjualan kepada pihak berelasi mencapai US$112,18 juta.

Penurunan pendapatan tersebut juga diikuti dengan penurunan beban pokok pendapatan menjadi US$1,63 miliar atau sekitar Rp25,15 triliun pada tahun 2023, turun dari US$1,74 miliar pada tahun sebelumnya.

Laba kotor dari kinerja operasional turun drastis menjadi US$742,54 juta atau sekitar Rp11,44 triliun, mengalami penurunan sebesar 60% dari capaian tahun sebelumnya yang mencapai US$1,89 miliar.

Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk juga mengalami penurunan yang signifikan, mencapai US$500,33 juta atau sekitar Rp7,71 triliun, menurun sebesar 58,30% dari perolehan tahun sebelumnya sebesar US$1,20 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper