Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Multikarya Asia (MKAP) Pede Pendapatan Naik 70% Setelah IPO

PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk. (MKAP) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 70% sepanjang 2024.
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk. (MKAP) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 70% sepanjang 2024. 

Direktur Utama MKAP Eric Handoko mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan omzet sebesar 60% hingga 70% dibandingkan dengan tahun 2023. Hal itu ditopang oleh pendapatan dari klien oil & gas, Grup Pertamina dan ada beberapa klien seperti Medco Grup. 

“Mungkin akan ada kenaikan sekitar 60-70%, omzet dibandingkan dengan tahun 2023,” kata Eric di Bursa Efek, Senin (12/2/2024). 

Eric menambahkan bisnis MKAP akan sangat bergantung pada perubahan harga crude oil meski Indonesia telah memiliki patokan harga sendiri. MKAP meyakini tahun ini akan harga oil akan baik di tengah kondisi supply and demand. 

Selain itu, Dia optimis karena klien terbesar berasal dari Pertamina Grup yang sedang aktif melakukan pengembangan di Hulu maupun di lini bisnis lainnya.

Berdasarkan data prospektus, per Juli 2023, MKAP mencatatkan pendapatan sebesar Rp131,60 miliar. Pendapatan itu lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp99,59 miliar. 

Kemudian, MKAP mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp79,62 miliar yang juga lebih besar dibandingkan dengan per Juli 2022 sebesar Rp68,71 miliar. Alhasil, laba bersih periode berjalan adalah sebesar Rp17,15 miliar. Capaian ini berbanding terbalik dengan kondisi tahun lalu, di mana MKAP mencatatkan rugi bersih sebesar Rp6,81 miliar. 

Kemudian, jumlah liabilitas atau kewajiban MKAP tercatat sebesar Rp110,54 miliar. Rinciannya adalah liabilitas jangka panjang sebesar Rp40,17 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp70,36 miliar. 

Adapun total ekuitas tercatat sebesar Rp149,15 miliar dan total aset adalah sekitar Rp259,69 miliar, atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp237,94 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper