Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Merger GOTO & Grab hingga Beban AJB Bumiputera

Negosiasi merger GoTo dan Grab hingga isu pembayaran klaim AJB Bumiputera menjadi  berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id.
Top 5 News. Sumber: Canva.
Top 5 News. Sumber: Canva.

Bisnis.com, JAKARTA—Dua raksasa penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi di Asia Tenggara, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Group (GOTO) disebut memulai kembali perundingan untuk melakukan penggabungan bisnis.

Negosiasi merger GoTo dan Grab hingga isu pembayaran klaim AJB Bumiputera menjadi  berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Sabtu, (10/2/2024). Berikut selengkapnya. 

1. Negosiasi Peluang Merger Grab-GOTO Kembali Terbuka

Merger penyelenggara aplikasi transportasi Grab dan Gojek itu disebut sebagai langkah potensial menghentikan kerugian yang diderita kedua perusahaan selama bertahun-tahun akibat persaingan ketat. 

Melansir Bloomberg, sumber Bloomberg menyebut merger keduanya masih dalam tahap diskusi awal.Adapun kombinasi keduanya memiliki peluang besar lantaran melayani berbagai kebutuhan transportasi hingga pengantaran makanan bagi 650 juta orang dalam kawasan. 

Disebutkan salah satu opsi potensial adalah Grab yang berbasis di Singapura akan mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya. Sumber yang sama menyebutkan, opsi ini terbuka seiring beralihnya tampuk pemimpin perusahaan ke Patrick Walujo yang kini menjadi CEO setelah sebelumnya hanya sebagai investor.

Disebutkan, para pemegang saham kedua perusahaan mendukung kesepakatan tersebut dan mendorong perundingan tersebut bergerak hingga menjadi aksi korporasi. Meski demikian, karena masih bersifat awal, disebutkan perundingan tersebut juga mungkin tidak mengarah pada merger atau kesepakatan apa pun.

“Opsi-opsi yang telah dijajaki oleh perusahaan-perusahaan tersebut juga mencakup pemisahan pasar-pasar utama mereka, dengan Grab mendapatkan kendali atas basis mereka di Singapura dan beberapa pasar lainnya, sementara GoTo tetap memegang kendali di Indonesia,” dikutip dari Bloomberg, Jumat (9/2/2024).

2. Sinyal Kian Lebar Ruang Kolaborasi ISAT & TLKM di Bisnis Data Center

Kolaborasi sektor data center atau pusat data antara PT Telkom Indonesia (persero) Tbk. (TLKM) dan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. (ISAT) dinilai memberi ruang lebar untuk memperkuat kinerja dan strategi perseroan.

Dalam perkembangan baru, emiten dengan kode saham ISAT memberikan petunjuk terkait kolaborasi lanjutan usai resmi bergandengan dengan Telkom di bidang data center. Chief Executive Officer Indosat Vikram Sinha mengatakan kolaborasi itu bertujuan untuk mendorong Indonesia menjadi pemain AI cloud nation utama di dunia.  Sehingga Indonesia memiliki kapabilitas AI dalam data center.

“Kami akan bekerja dengan Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia,” ujar Vikram, dikutip Kamis (8/2/2024).  

Indosat juga menyelesaikan proses integrasi jaringan di lebih dari 46.000 sites hanya dalam waktu satu tahun dengan menggunakan teknologi Multi-Operator Core Network (MOCN).    Langkah strategis ini, lanjut Vikram, akan diteruskan dengan menginisiasi pertumbuhan infrastruktur pusat data berbasis Artificial Intelligence (AI) di Indonesia.    

“Bersama mitra strategisnya, Indosat memiliki tekad untuk memajukan Indonesia dalam pengembangan AI Cloud tingkat dunia,” kata Vikram.

3. Prediksi Saham Paling Cuan di Tahun Naga Kayu 2024

Sejumlah saham pada sektor perbankan, konsumer, telekomunikasi hingga properti dinilai menarik untuk dicermati investor pada Tahun Baru Imlek Shio Naga Kayu di 2024 ini.

Pengamat Pasar Modal sekaligus Co Founder Pasardana, Hans Kwee mengatakan Tahun Naga Kayu akan berdampak ke saham-saham di sektor teknologi, emas, hingga perbankan. Namun, investor perlu mengatur waktu yang tepat untuk masuk ke tiap instrumen investasi tersebut.

"Pasar saham dan reksa dana akan sangat fluktuatif. Jadi, bagusnya semester 1 di obligasi dahulu, baru semester kedua di saham, beli waktu koreksi," ujar Hans kepada Bisnis belum lama ini.

Menurutnya, sektor saham yang berpotensi diuntungkan di Tahun Naga Kayu yaitu yang terkait elemen api, kayu dan logam. Misalnya, untuk elemen api, ada sektor saham teknologi dan media. Sedangkan elemen kayu ada saham-saham properti.

Untuk saham di sektor teknologi dan media, Hans merekomendasikan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA), PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).

Selanjutnya sektor properti yang berpotensi cuan tahun ini yaitu PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS), dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA).

 4. Pengusaha Meradang Ditagih Pajak Hiburan Baru

Kalangan pengusaha menilai aturan pajak hiburan 40%-75% berisiko menghambat investasi dan kontraproduktif terhadap pertumbuhan sektor pariwista.

Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Hariyadi Sukamdani, mengatakan, penerapan pajak yang terlalu tinggi secara jangka panjang akan membuat industri hiburan semakin redup.

Bahkan, dia menyebut risiko terburuk dari kenaikan pajak hiburan yang signifikan bisa membuat investor hengkang dari Indonesia.

"Secara alamiah dia [investor] akan hilang sendiri. Kalau kita mau dorong pariwista itu [pajak hiburan terbaru] sangat kontraproduktif," ujar Hariyadi dalam konferensi pers, dikutip Jumat (9/2/2024).

Di sisi lain, pengenaan pajak hiburan sebesar 40%-75%, kata Hariyadi, juga berisiko menimbulkan praktik usaha ilegal hingga penyimpangan di kalangan aparat penegak hukum.

Padahal, selama ini para pelaku usaha di sektor hiburan yang terdampak pajak terbaru UU Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (UU HKPD) yakni bar, klub malam, deskotek, spa, dan karaoke telah menjalankan bisnis dengan tertib aturan.

"Makanya sekarang jangan sampai negara buat aturan yang bisa bikin orang menyimpang," tuturnya.

 5. Tak Kunjung Surut Beban AJB Bumiputera Memasuki Usia 112 Tahun

Rencana penjualan aset masih menjadi sorotan lantaran AJB Bumiputera masih dirundung tumpukan utang klaim, hingga memasuki usia ke 112 tahun. 

Tak lama lagi Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 genap berusia ke-112 tahun pekan depan, tepatnya Senin, 12 Februari 2024. Hingga saat ini, AJB Bumiputera 1912 masih berjibaku untuk membayar klaim yang tertunda kepada pemegang polis.

Adapun penjualan aset menjadi salah satu startegi utama dari Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) AJB Bumiputera yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2023 silam. Meskipun menjalankan startegi itu juga tidak semudah membalikan telapak tangan. Mengingat kondisi yang masih menantang saat ini, yang menjadi pertimbangan investor untuk membeli properti.

Meskipun sederet harapan masih dipegang terhadap perusahaan asuransi bentuk mutual yang usianya sudah lebih dari 1 abad itu. Misalnya saja, Ketua Tim Advokasi SP NIBA AJB Bumiputera 1912 Ghulam Naja berharap agar Bumiputera semakin berbenah dan belajar dari pengalaman. Salah satunya adalah pengelolaan yang dijalankan oleh organ perusahaan saat ini harus dievaluasi secara menyeluruh.

“Hal tersebut untuk memastikan transparansi kepada publik khususnya permasalahan yang tengah dihadapi selama ini dan upaya-upaya yang sedang dilakukan dalam rangka penyehatan keuangan perusahaan [AJB Bumiputera 1912],” kata Ghulam kepada Bisnis, Jumat (9/2/2024).

Ghulam mengatakan, pemangku organisasi di internal AJB Bumiputera 1912 juga mengetahui apa yang sesungguhnya diupayakan oleh organ perusahaan dalam mengatasi masalah AJB Bumiputera 1912.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : BisnisIndonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper