Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepercayaan Tinggi Konsensus Analis untuk Saham BUMN Karya PTPP

Saham PTPP terpantau merosot 1,87% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/Ytd).
Aktivitas proyek konstruksi gedung bertingkat yang dikerjakan PT PP (Persero) Tbk. di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Aktivitas proyek konstruksi gedung bertingkat yang dikerjakan PT PP (Persero) Tbk. di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Konsensus analis yang terdiri dari sejumlah sekuritas masih menaruh kepercayaan terhadap saham emiten BUMN konstruksi PT PP (Persero) Tbk. (PTPP).   

Berdasarkan data konsensus analis Bloomberg pada Selasa (6/2/2024), sebanyak 9 analis yang mengulas saham PTPP menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham berada di level Rp801,67 dalam 12 bulan ke depan, dengan potensi return sebesar 90,9% dari Rp420. 

PTPP menutup perdagangan hari ini dengan kenaikan harga saham sebesar 2,44% menuju Rp420. Total saham yang diperdagangkan mencapai 20,39 juta dengan nilai turnover Rp8,61 miliar. Adapun kapitalisasi pasar BUMN Karya ini mencapai Rp2,60 triliun. 

Meski ditutup menguat, saham PTPP terpantau merosot 1,87% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD). Jika ditarik lebih jauh, saham perusahaan konstruksi ini melemah 67,19% dalam tiga tahun terakhir dan merosot 72,82% selama lima tahun terakhir. 

Meski demikian, Ciptadana Sekuritas Asia masih memberikan peringkat underweight untuk sektor saham konstruksi pada 2024. Saham PTPP pun menjadi top picks di sektor konstruksi dan meraih rekomendasi beli dengan target Rp700 untuk periode tahun ini.

Head of Research Ciptadana Sekuritas Arief Budiman menjelaskan PTPP menjadi top picks untuk sektor konstruksi sejalan pencapaian gross margin tertinggi sebesar 14,2% pada semester I/2023. Posisi itu berada di atas emiten kontraktor lainnya dengan rata-rata 9,5%.

“Kami percaya bahwa aspek penting dari kontraktor, adalah mempertahankan tingkat margin yang tepat untuk menutupi biaya dan menghasilkan keuntungan yang besar,” tuturnya.

Dari sisi kinerja, sepanjang tahun lalu, PTPP mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp31,67 triliun. Meski bertumbuh 1,54% dibandingkan dengan capaian tahun 2022, jumlah itu masih kurang dari target yang ditetapkan perusahaan yakni Rp34,5 triliun.

Namun, dalam perkembangan terkini, PTPP mampu membukukan nilai kontrak baru senilai Rp3,5 triliun pada awal tahun 2024. Perolehan tersebut meningkat 99,96% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 (year-on-year/YoY).

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan bahwa perolehan kontrak baru ini didominasi oleh proyek dengan sumber dana pemerintah sebesar 90,50%, kemudian BUMN mencapai 7,76%, dan swasta menyumbang sebesar 1,74%.

Sementara itu, perolehan kontrak baru tertinggi dimiliki oleh sektor jalan dan jembatan sebesar 62,03%, gedung mencapai 28,47%, pelabuhan 7,76%, serta lainnya sebesar 1,74%.

Secara rinci, capaian kontrak baru PTPP pada awal tahun 2024 adalah proyek Kantor PUPR Wing 2 senilai Rp815,5 miliar, proyek pembangunan Jalan Seksi 6C Rp746,6 miliar, proyek Jalan Tol Serang Panimbang Seksi 3 senilai Rp622,4 miliar.

Selain itu, terdapat proyek pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Tahap 2 senilai Rp469,9 Miliar, dan proyek pembangunan Jalan Tol 3B Tahap 2 senilai Rp359 miliar.

Bakhtiyar menuturkan nilai kontrak yang diperoleh pada Januari 2024 merupakan langkah awal yang baik bagi PTPP. Hal ini juga menjadi bentuk komitmen dan konsistensi perseroan dalam memperkuat core business konstruksi dalam rangka mencapai target pada akhir 2024.

“Selain itu, kami fokus untuk menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional dan IKN yang cukup banyak tahun ini, tentunya dengan tetap memperhatikan kualitas, HSE dan manajemen risiko,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (5/2/2024). 

Di sisi lain, hingga Januari 2024, PTPP telah menyelesaikan 16 dari 30 PSN. Proyek yang sudah rampung adalah Jalan Tol Indrapura – Kisaran dengan nilai kontrak senilai Rp4,3 triliun.

Perseroan juga telah menyelesaikan proyek Bendungan Tiu Suntuk Paket II senilai Rp577 miliar, proyek IPAL KIT Batang dengan nilai mencapai Rp310 miliar, dan proyek Akses STS Martadinata Jalan Tol Serpong – Cinere sebesar Rp142 miliar.

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper