Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Bappebti dan OJK soal Transisi Pengawasan kripto

Bappebti dan OJK melalui Tim Transisi akan menyusun nota kesepahaman sebelum pengawasan transaksi aset kripto dialihkan ke OJK.
Bappebti dan OJK melalui Tim Transisi akan menyusun nota kesepahaman sebelum pengawasan transaksi aset kripto dialihkan ke OJK. /Istimewa
Bappebti dan OJK melalui Tim Transisi akan menyusun nota kesepahaman sebelum pengawasan transaksi aset kripto dialihkan ke OJK. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Tim Transisi akan menyusun nota kesepahaman sebelum pengawasan transaksi aset kripto dialihkan ke OJK pada Januari 2025. 

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya mengatakan Tim Transisi akan menyusun nota kesepahaman paling lama sebulan sebelum perpindahan pengawasan ke OJK. Nota itu nantinya akan memuat tugas yang dilakukan OJK, Bappebti dan Bursa Kripto. 

“Saya kira ketika Peraturan Pemerintah ini terbit, yang pertama bergerak adalah tim transisi karena di PP disebutkan juga paling lambat satu bulan sebelum harus ada nota kesepahaman,” kata Tirta, Rabu (31/1/2024). 

Tirta mengatakan nota itu akan mengatur bukan hanya perizinan, tetapi pengawasan, pendidikan serta titik balik penyelesaian kasus yang terjadi pada masa transisi. Di sisi lain, Peraturan Pemerintah disebut sebenarnya sudah dibahas dua kali dan telah final, namun proses di Kemenkumham belum selesai. 

Berdasarkan data Bappebti tercatat adanya 18,51 juta investor aset kripto di Indonesia sepanjang 2023. Posisi tersebut meningkat 9,8% sejak awal tahun. Transaksi aset kripto pun mencapai angka Rp 149,25 triliun. Meski terjadi penurunan transaksi dari Rp 306,4 triliun pada 2022 (yoy), industri ini tetap menunjukkan potensi ekonomi yang kuat.

Hingga saat ini, ada 501 aset kripto yang resmi terdaftar, dan 33 Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) yang terdaftar dan teregulasi. Langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia dalam menciptakan lingkungan perdagangan yang aman, adil, dan mendorong inovasi ekonomi.

Bappebti juga mengatakan berencana menambah 49 aset kripto yang resmi diperdagangkan di Indonesia. Namun tidak menutup kemungkinan jika pedagang mengusulkan aset-aset baru lainnya. 

Tahun 2023 menyaksikan pemulihan pasar kripto dengan total kapitalisasi pasar meningkat sekitar 108%. Pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh kemajuan di kuartal I dan IV, dengan peningkatan masing-masing sebesar 48,3% dan 54,4%, sebuah kontras yang signifikan dibandingkan penurunan pasar sekitar 64% pada tahun 2022.

Kinerja luar biasa di tahun 2023 ini didukung oleh berbagai perkembangan positif dalam dunia kripto. Di antaranya adalah optimisme terhadap ETF Bitcoin spot dan antisipasi halving Bitcoin.

Selain itu, kondisi makroekonomi yang lebih stabil, seperti pertumbuhan PDB global yang konsisten dan penurunan inflasi, juga turut mempengaruhi kinerja positif di tahun ini.

Bitcoin masih menjadi kripto paling dominan yang menguasai 50,2% dari total kapitalisasi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper