Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.826, Waswas Data Ekonomi AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.826 per dolar AS pada perdagangan Kamis, (25/1/2024).
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.826 per dolar AS pada perdagangan Kamis, (25/1/2024). Pelemahan rupiah terjadi menjelang rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS hari ini waktu setempat. 

Berdasarkan data Bloomberg dikutip Kamis, (25/1/2024) pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,72% atau 113 poin ke level Rp15.826 per dolar AS, setelah ditutup lesu pada perdagangan kemarin. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau mandek di posisi 103,23 pada sore ini. 

Beberapa mata uang Asia yang juga melemah terhadap dolar AS yakni yen Jepang turun 0,07%, peso Filipina melemah 0,40%, dan yuan China melemah 0,08%.

Sementara itu, mata uang Asia yang masih kebal terhadap dolar AS yakni dolar Singapura naik 0,03%, dolar Taiwan naik 0,12%, won Korea menguat 0,11%, serta ringgit Malaysia dan dolar Hongkong naik tipis masing-masing 0,01%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, fokus pasar beralih ke data utama PDB kuartal IV/2023 AS yang akan dirilis pada Kamis (25/1/2024) waktu setempat, yang diperkirakan menunjukkan penurunan pertumbuhan.

"Namun, perekonomian AS juga diperkirakan akan tetap unggul dibandingkan negara-negara maju," ujar Ibrahim dalam riset, Kamis, (25/1/2024).

Adapun sebelumnya, produk domestik bruto (PDB) AS meningkat 4,9% pada kuartal III/2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Ibrahim mengatakan, peringatan The Fed, ditambah dengan inflasi yang kuat dan pembacaan pasar tenaga kerja, membuat para pelaku pasar terus melepaskan spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling lambat pada Maret 2024.  

Sementara itu di Asia, Bank Rakyat China (PBOC) secara tak terduga memangkas rasio persyaratan cadangan (RRR) untuk bank-bank lokal, yang diperkirakan akan mengeluarkan hampir US$140 miliar likuiditas ke dalam perekonomian.

PBOC juga melakukan lebih banyak upaya untuk menopang pertumbuhan ekonomi, terutama Beijing berencana untuk mengerahkan lebih banyak stimulus. Sinyal tersebut membantu pasar China bangkit dari posisi terendah dalam beberapa tahun, setelah melemahnya pertumbuhan ekonomi yang mendorong arus keluar modal besar-besaran dari pasar regional.

Sementara itu dari dalam negeri, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi Indonesia di kuartal IV/2023 sebesar Rp365,8 triliun, tumbuh 16,2% secara yoy, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 457.895 orang.

Realisasi investasi tersebut terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp184,4 triliun atau 50,4% dari total investasi kuartal IV/2023. Realisasi tersebut naik 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp15.810-Rp15.880," pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper