Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan Reksa Dana Diprediksi Tembus Rp530,19 Triliun 2024

Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksa dana diprediksi tembus Rp530,19 triliun hingga akhir tahun 2024
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksa dana diprediksi tembus Rp530,19 triliun hingga akhir tahun 2024. Prediksi itu naik 5% dari capaian AUM sepanjang 2023 sebesar Rp504,9 triliun.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan mengatakan meski capaian AUM reksa dana sepanjang 2023 naik 1,75% secara bulanan, tetapi turun 0,64% secara tahunan.

"Dana kelolaan industri reksa dana diharapkan tumbuh 5% di 2024, didorong oleh kondisi ekonomi dan pasar keuangan yang lebih stabil, kebijakan suku bunga yang berkelanjutan dan potensi pelonggaran moneter, serta regulasi dan iklim berinvestasi yang baik," ujar Reza kepada Bisnis, dikutip Kamis, (25/1/2024).

Adapun, sepanjang tahun 2023 AUM reksa dana industri mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, dengan level tertinggi menyentuh Rp520,1 triliun pada Juli 2023, dan level terendahnya di Rp496,27 triliun pada November 2023.

Seiring dengan prediksi tersebut, Henan Putihrai Asset Management menargetkan dana kelolaan perusahaan dapat bertumbuh Rp1,5 triliun tahun ini. Artinya, diproyeksi AUM perusahaan bertumbuh dari Rp7,39 triliun per 2023 menjadi Rp8,89 triliun tahun ini.

"Kami menargetkan dana kelolaan kami bisa tumbuh Rp1,5 triliun di tahun 2024, dengan fokus pada produk-produk reksa dana saham dan pendapatan tetap," katanya.

Menurut Reza, reksa dana saham akan terdorong oleh kinerja IHSG yang diproyeksi akan meningkat pada masa Pemilu 2024. Sedangkan reksa dana pendapatan tetap akan terdorong oleh pasar obligasi yang mendapatkan sentimen positif dari ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed.

Sebagaimana diketahui, Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed berencana untuk memangkas suku bunga acuan setidaknya tiga kali pada 2024. Saat ini, suku bunga The Fed masih bertahan di level 5,25%-5,5%.

"Reksa dana saham akan mendapat manfaat dari kenaikan IHSG, sedangkan reksa dana pendapatan tetap akan mendapat manfaat dari penurunan suku bunga," ujar Reza.

Tak hanya itu, menurutnya reksa dana pasar uang juga akan mendapat manfaat dari likuiditas yang cukup. Sedangkan reksa dana campuran juga akan memiliki prospek pengembalian yang positif, karena dapat menyesuaikan alokasi aset sesuai dengan kondisi pasar.

"Rekomendasi racikan portofolio investor akan bergantung pada profil risiko dan tujuan investasi masing-masing. Secara umum, investor dengan profil risiko agresif bisa mengalokasikan 50% portofolio ke reksa dana saham, 30% ke reksa dana pendapatan tetap, dan 20% ke reksa dana pasar uang," jelasnya.

Sementara itu, menurutnya investor dengan profil risiko moderat bisa mengalokasikan 30% portofolio ke reksa dana saham, 40% ke reksa dana pendapatan tetap, dan 30% ke reksa dana pasar uang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper