Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah ke Rp15.592 jelang Rilis Data Ekonomi AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.592 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (16/1/2024).
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.592 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (16/1/2024). Sederet mata uang Asia lainnya juga rontok tergilas oleh dolar AS yang semakin menguat jelang rilis data ekonomi.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,24% atau 37,5 poin ke level Rp15.592 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,44% ke posisi 102,85 pada sore ini.  

Mayoritas mata uang kawasan Asia terpantau kompak lesu terhadap dolar AS, misalnya, dolar Singapura turun 0,31%, yen Jepang melemah 0,32%, won Korea ambles 0,88%, dan dolar Taiwan melemah 0,61%.

Kemudian, yuan China melemah 0,16%, peso Filipina turun 0,08%, baht Thailand merosot 0,53%, ringgit Malaysia turun 0,31%, dan rupee India turun 0,09%. Hanya dolar Hongkong yang menguat tipis 0,03% terhadap dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, para pelaku pasar saat ini menunggu isyarat lebih lanjut mengenai The Fed dan perekonomian AS. Data penjualan ritel dan produksi industri AS pada Rabu, (17/1/2024) diperkirakan memberikan lebih banyak isyarat terhadap perekonomian AS.

Menurutnya, meskipun The Fed memiliki lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama. Namun pelaku pasar tampaknya sedikit mengurangi spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada Maret 2024, menurut alat CME Fedwatch.

"Fokus kini tertuju pada data produk domestik bruto (PDB) kuartal keempat, yang akan dirilis pada Rabu [17/1]. PDB diperkirakan sedikit melampaui target tahunan pemerintah sebesar 5% pada tahun 2023," ujar Ibrahim dalam riset, Selasa, (16/1/2024).

Adapun, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri alias ULN RI per November 2023 sebesar US$400,9 miliar atau Rp6.230 triliun (asumsi kurs Rp15.540 per dolar AS). 

BI mengklaim posisi utang luar negeri ini tetap terkendali. Posisi utang luar negeri per November 2023 ini tercatat naik 2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya secara year-on-year (yoy). Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik.

Selain itu, lanjutnya, posisi utang luar negeri pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS.

Terjaganya utang luar negeri Indonesia pada November 2023 terlihat dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3%. Selain itu, terlihat dari dominasi utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN. 

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp15.570- Rp15.640," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper