Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Wijaya Karya (WIKA) Siap Rights Issue, Karpet Merah PMN

RUPSLB BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menyetujui aksi rights issue sebagai upaya menarik penyertaan modal negara (PMN).
Proyek Jalan Tol Tempadung-KKT Kariangau. BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menunjukan progres pembangunan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Proyek Jalan Tol Tempadung-KKT Kariangau. BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menunjukan progres pembangunan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menyetujui langkah penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue

Wijaya Karya menggelar RUPSLB pada 12 Januari 2024 di WIKA Tower 2 Ruang Serbaguna Lt.17 Jl. D.I Panjaitan Kav.9-10, Jakarta Timur. Total, ada dua agenda yang dibahas yakni persetujuan atas PMHMETD dan perubahan pasal 4 anggaran dasar perseroan.

Suara sebanyak 6.002.301.409 (6 miliar) saham atau 97,25% dari seluruh jumlah suara yang hadir dalam rapat tersebut memutuskan untuk menyetujui langkah rights issue, sebagai skema masuknya penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp6 triliun.

“Menyetujui PMHMETD dengan cara menerbitkan saham baru dalam jumlah sebanyak-banyaknya 92.238.374.992 Saham Seri B dengan nilai nominal Rp100,00 per saham,” tulis keterangan direksi perseroan dalam keterbukaan informasi, Senin (15/1/2024). 

Rapat juga menyetujui pemberian wewenang kepada direksi untuk melakukan segala tindakan, yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan PMHMETD, melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. 

Dalam prospektusnya, manajemen emiten BUMN Karya tersebut menyatakan bahwa berdasarkan RAPBN 2024 perseroan telah disetujui meraih PMN sebesar Rp6 triliun dengan target pencairan dilakukan paling lambat pada kuartal I/2024.

 “Oleh karenanya perseroan berencana melaksanakan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu [PMHMETD],” tulis manajemen WIKA dalam prospektus. 

Manajemen Wijaya Karya menjelaskan aksi korporasi ini sejalan dengan upaya perseroan untuk melakukan restrukturisasi, dengan menempuh delapan stream penyehatan keuangan.

Delapan stream itu adalah restrukturisasi keuangan, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko, percepatan pencairan piutang, dan asset recycling sesuai model bisnis.

Selain itu, perseroan akan mengimplementasikan pemfokusan portofolio orderbook, efisiensi biaya operasional, penurunan saldo supply chain financing dan penguatan struktur permodalan sesuai dengan apa yang sudah disetujui dalam RUPSLB pada 13 Oktober lalu.

 WIKA juga diamanatkan untuk menyelesaikan proyek strategis nasional dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di antaranya pembangunan proyek jalan tol, sistem penyediaan air minum, bendungan, pembangkit listrik, dan pembangunan smelter. 

 Adapun, dalam agenda kedua, RUPSLB menyetujui perubahan pasal 4 anggaran dasar perseroan yakni meningkatkan modal dasar dari semula Rp3,5 triliun menjadi Rp27,5 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper