Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sampoerna Agro (SGRO) Ramal Harga CPO dalam Tren Naik Kuartal I/2024

Sampoerna Agro (SGRO) memperkirakan harga CPO pada kuartal I/2024 dapat lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Salah satu perkebunan sawit yang dikeloal PT Sampoerna Agro Tbk./Sampoernaagro.com
Salah satu perkebunan sawit yang dikeloal PT Sampoerna Agro Tbk./Sampoernaagro.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sawit PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) memperkirakan harga CPO pada kuartal I/2024 berpotensi lebih baik dibandingkan 2023.

Investor Relations Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri mengatakan pihaknya memperkirakan masih dapat bertahan pada level saat ini, dengan potensi harga yang lebih baik pada tiga bulan pertama 2024. Optimisme tersebut, kata dia, berlandaskan dua alasan.

"Pertama, produksi rendah CPO secara musiman yang biasa terjadi pada kuartal pertama," tutur Stefanus kepada Bisnis, Kamis (11/1/2024). 

Kedua, kata dia, permintaan yang akan meningkat menjelang Ramadan di Indonesia dan Malaysia, serta full year implementasi program mandat B35.

Sementara itu, dari sisi internal, menurut Stefanus target produksi CPO SGRO untuk 2024 saat ini tengah berada dalam proses finalisasi budget. 

"Kami berharap masih dapat mempertahankan produksi TBS dan CPO SGRO untuk tahun 2023, serta diharapkan masih sesuai dengan target produksi yang telah ditetapkan SGRO," tutur Stefanus. 

Adapun SGRO sebelumnya mengatakan akan menargetkan produksi CPO yang meningkat 1-2% pada 2023, dari produksi tahun 2022.

SGRO membukukan penjualan sebesar Rp4,16 triliun sepanjang 9 bulan 2023. Penjualan ini meningkat 6,43% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,91 triliun.

Penjualan ini didorong oleh peningkatan penjualan produk kelapa sawit menjadi sebesar Rp3,98 triliun, naik 5,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,75 triliun. Penjualan SGRO juga didorong oleh penjualan kecambah sebesar Rp111,15 miliar dan penjualan lain-lain senilai Rp70,3 miliar. 

Akan tetapi, laba bersih SGRO tergerus menjadi Rp422,16 miliar, dari Rp806,8 miliar. Laba bersih ini turun 47,68% secara tahunan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper