Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja IDX High Dividend 2023 Naik, Tapi Saham Komoditasnya Lesu

Mayoritas konstituen penghuni indeks high dividend 20 bergerak turun secara year to date terutama dari deretan saham komoditas batu bara dan nikel.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas konstituen penghuni indeks high dividend 20 bergerak turun secara year to date terutama dari deretan saham komoditas seperti batu bara dan nikel. Meski demikian, kinerja indeks masih berada pada garis hijau pada akhir perdagangan 2023. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks yang dikenal dengan penghuni penebar dividen tertinggi tersebut masih membukukan kinerja positif 3,37% secara year to date ke posisi 574,85. 

Meski ditutup hijau, mayoritas konstituen bergerak melemah jika diakumulasikan secara year to date. Dari 20 penghuni indeks, hanya 9 saham yang berhasil bertahan di zona hijau, sementara 11 sisanya bergerak di zona merah. 

Penghuni indeks yang mengalami peningkatan paling besar yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) yang berhasil naik 43,04% secara year to date. Untuk pembagian dividen sendiri, BNGA terakhir membagikan dividen tahun buku 2022 dengan yield sebesar 6,79%. 

BNGA membagikan total dividen sebanyak Rp115,16 per saham dengan dividend payout ratio sebesar 57,29% untuk tahun buku 2022, DPR ini sebenarnya lebih rendah dibandingkan dividen tahun buku 2021 yang tercatat sebesar R57,71%. 

Kemudian emiten lain yang mampu menguat adalah PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang naik 21,91% secara year to date. BMRI sebelumnya memberikan kisi-kisi pembagian dividen jumbo untuk tahun buku 2023, namun tidak dirincikan berapa jumlah keuntungan yang akan dibagikan kepada pemilik saham. 

Adapun pada tahun buku 2022, BMRI membagikan dividen dengan payout ratio sebesar 60%, adapun yield dividen tercatat sebesar 4,37% dengan dividen per share adalah Rp264,67 per saham. 

Selanjutnya saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) yang berhasil membukukan kenaikan sebesar 16,53% secara year to date. Di sisi pembagian dividen, manajemen BBNI mengklaim BNI masih berupaya untuk memberikan imbal hasil yang optimal bagi pemegang sahamnya. Untuk itu, tebaran dividen untuk tahun buku 2023 pun diperkirakan masih tebal.

Sebagai gambaran BBNI membukukan DPR pada tahun buku 2022 sebesar 40%, DPR ini lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 25%. Sementara itu untuk dividen yield 2022 tercatat sebesar 3,65%. 

Saham-saham lain yang menguat adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA). 

Di sisi lain, saham yang menekan indeks adalah PT PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang anjlok 38,18% ytd. ADRO baru saja mengumumkan akan membagikan dividen pada Januari mendatang dengan perkiraan yield di atas 7%. ADRO berencana membagikan dividen interim tahun buku 2023 senilai US$400 juta atau setara Rp6,20 triliun (kurs jisdor Rp15.516).

Jika melihat tren pembagian dividen 2022, DPR ADRO terpantau turun. Pada 2022 tercatat DPR sebesar 40,57% sementara pada 2020 dividen yang dibagikan mewakili 100% dari keuntungan dan pada 2021 DPR tercatat sebesar 72,49%. 

Kemudian saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) yang merosot 34,27% secara year to date. 2023, ITMG tercatat telah membagikan dividen interim sebesar Rp3 triliun dengan yield 9% pada 2023. 

Sementara itu, untuk riwayat DPR ITMG sendiri terpantau turun sejak tahun buku 2020 hngga tahun buku 2022. ITMG mencatatkan dividend secara berurutan sebesar 96,15%, 70,35% dan 63,11%. 

Saham lain adalah PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) yang secara kinerja saham turun 33.88% ytd. Farida Thamrin, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, menuturkan proyeksi dividen dapat diberikan setelah tutup tahun buku 2023. Pada prinsipnya, PTBA mendukung keputusan para pemegang saham, termasuk Pemerintah, terkait dengan pembagian dividen.

Sementara itu, dalam riwayat pembagian dividen, PTBA termasuk emiten yang royal. Pada tahun buku 2022, PTBA membagikan seluruh laba bersih 2022 senilai Rp12,56 triliun sebagai dividen kepada pemegang saham.

Namun, pada 2021 PTBA hanya membagikan dividen sebesar 35% dari total laba bersih yang tercatat sebesar Rp2,4 triliun. Dividen 2021 tercatat sebesar Rp835 miliar atau setara Rp74,69 persen.

Saham-saham lain penghuni indeks high dividen yang turun adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM), PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX), PT Indofood Tbk. (INDF), dan PT Astra International Tbk. (ASII).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper