Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berpotensi Jadi Perusahaan Sawit Terbesar Dunia, PalmCo Siap IPO?

PalmCo disebut berpotensi menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia. Begini kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo terkait rencana IPO PalmCo
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN mengisyaratkan belum akan membawa PalmCo untuk menggelar aksi initial public offering (IPO) pada 2024, meski Subholding PTPN tersebut berpeluang menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa saat ini pihaknya belum memiliki fokus untuk membawa PalmCo ke lantai bursa. Musababnya, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan agar subholding tersebut memiliki valuasi yang tinggi.

“Saya cenderung tidak IPO [initial public offering] dulu lah, cari partner dulu karena untuk investasi di replanting. Jadi, kami mesti replanting sekitar 180.000 hektare,” ujar Kartika atau akrab disapa Tiko saat ditemui di Jakarta, Sabtu (30/12/2023).

Tiko menjelaskan bahwa salah satu pekerjaan rumah yang perlu ditempuh saat ini adalah replanting atau penanaman kembali pohon sawit. Hal tersebut disebabkan sejumlah lahan milik PTPN Grup berada dalam kondisi yang kurang terawat.

Dengan upaya tersebut, dia berharap produktivitas dari PalmCo dapat meningkat dan menyentuh benchmark produksi industri sawit, yakni 20 ton per hektare. Adapun, saat ini, kata Tiko, sejumlah lahan sawit milik PTPN masih memiliki produktivitas yang beragam.

“Kalau mau IPO, semuanya harus produktif dulu supaya nanti secara valuasi tinggi. Jika masih belang-belang, kalau IPO valuasinya tidak optimal. Jadi lebih baik di fase awal cari strategic partner dulu sampai produktivitasnya merata, baru IPO,” tuturnya.

Di sisi lain, Tiko optimistis PalmCo dalam jangka waktu 2 – 3 tahun ke depan berpeluang besar menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan. Dia memproyeksikan subholding tersebut akan memiliki lahan sawit seluas 600.000 hektare.

Menurutnya, kepemilikan lahan tersebut akan membuat nama PalmCo bersanding dengan Sime Darby, perusahaan kelapa sawit raksasa asal Malaysia. Sime Darby diketahui memiliki luas lahan 266.488 ha dan area tertanam 193.758 ha.

Adapun, pada awal Desember 2023, Kementerian BUMN telah menggabungkan 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi dua subholding, yakni PalmCo dan SupportingCo.

PalmCo dibentuk melalui penggabungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai entitas bertahan dan pemisahan tidak murni PTPN III ke PTPN IV.

Sementara itu, pembentukan SupportingCo ditempuh melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper