Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Perkasa Akhir Pekan, Pasar Tenaga Kerja AS Tahan Banting

Nilai tukar rupiah hari ini dibuka terapresiasi 0,26% atau 40 poin ke posisi Rp15.485 per dolar AS.
Potret uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. - Bloomberg/Brent Lewin
Potret uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini dibuka menguat bersama mayoritas mata uang Asia setelah Amerika Serikat melaporkan data klaim pengangguran yang meningkat di bawah perkiraan mencerminkan ketahanan pasar tenaga kerja negeri Paman Sam. 

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (22/12/2023) pada 09.01 WIB, rupiah dibuka terapresiasi 0,26% atau 40 poin ke posisi Rp15.485 per dolar AS, sementara indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback naik tipis 0,01% atau 0,01 poin ke 101,86.

Adapun mata uang Asia seperti won Korea Selatan menguat 0,37%, dolar Taiwan naik 0,37%, dan ringgit Malaysia terapresiasi 0,48%. Di sisi lain, yen Jepang melemah 0,18%, dan yuan China terkoreksi 0,14%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan kemarin dinilai tetap konsisten dengan kebijakan moneter yang prostability, untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024.

Seperti diketahui, ada sejumlah faktor yang membuat BI mempertahankan suku bunga acuannya. Pertama, tingkat inflasi pada November 2023 tercatat sebesar 2,86 persen (yoy), meningkat dari 2,56 persen yoy dibandingkan bulan sebelumnya.

Naiknya harga bahan makanan juga tercermin dari komponen harga bergejolak yang mencatatkan inflasi sebesar 7,59 persen (yoy) pada November 2023, peningkatan signifikan dari 5,54 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

“Faktor kedua dari sisi eksternal, yakni surplus perdagangan menyusut ke US$2,41 miliar pada November 2023 dari US$3,48 miliar pada sebelumnya. Menyempitnya surplus perdagangan dipengaruhi oleh kombinasi turunnya ekspor dan meningkatnya impor selama bulan lalu,” kata Ibrahim dalam risetnnya, Jumat (22/12/2023).

Lebih lanjut, dolar AS tampak melemah di hadapan mata uang utama dunia. Dolar AS tercatat lesu mendekati level terendah dalam lebih dari empat bulan pada Jumat menjelang pembacaan indikator inflasi utama AS yang akan dirilis hari ini waktu setempat.

Data inflasi AS terbaru akan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai seberapa besar ruang yang dimiliki Federal Reserve untuk memangkas suku bunga tahun depan.

Mengutip Reuters, Jumat (22/12/2023), greenback mencapai level terendah dalam lima bulan terhadap dolar Selandia Baru dan level terendah dalam tiga minggu terhadap euro pada awal perdagangan Asia.

Klaim awal tunjangan pengangguran AS dilaporkan meningkat 2.000 menjadi 205.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 16 Desember 2023. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 215.000 klaim pada minggu terakhir.

Fokus pasar sekarang beralih ke data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS pada hari Jumat, untuk mendapatkan petunjuk tentang seberapa jauh inflasi di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini melambat.

Ekspektasi pasar adalah indeks harga PCE inti November 2023 akan naik 3,3% secara tahunan, dibandingkan dengan 3,5% pada Oktober 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper