Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Target IHSG 2024 dari 3 Sekuritas BUMN, Siapa Paling Optimistis?

BNI Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas mematok target IHSG yang beragaman pada 2024.
Annisa Kurniasari Saumi,Artha Adventy
Jumat, 22 Desember 2023 | 11:02
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Tiga Sekuritas BUMN memproyeksikan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang beragam pada 2024. PT BNI Sekuritas menjadi yang paling optimistis dibandingkan PT Mandiri Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas.

Berdasarkan outlook Mandiri Sekuritas 2024, IHSG memiliki dua skenario pergerakan. IHSG diprediksi akan bergerak di kisaran antara 6.560 hingga puncak tertinggi di level 8.030.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG meliputi pengetatan suku bunga, stabilitas pendapatan, pemulihan ekonomi 2024, dan biaya rendah untuk meningkatkan Return on Equity (ROE) jangka menengah.

Selain itu, perubahan pertumbuhan pendapatan emiten sebesar 5,5% sepanjang tahun 2023 juga diantisipasi memengaruhi IHSG pada tahun depan. Meskipun pertumbuhan pendapatan emiten diperkirakan akan melambat, beberapa faktor seperti perubahan dalam siklus komoditas dapat memberikan pengaruh positif pada kuartal IV/2023 hingga kuartal I/2024.

Pada bagian, SEVP Research BNI Sekuritas Erwan Teguh menuturkan memasuki tahun 2024, optimisme pasar akan kembali naik. BNI Sekuritas bahkan memperkirakan potensi penurunan IHSG pada angka 6.600, sementara potensi kenaikan bisa mencapai 8.400 pada tahun depan.

Menurutnya, terdapat beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan untuk posisi investasi di tahun depan. Dia menjelaskan obligasi mungkin akan terus mendominasi saham, dengan proyeksi total return sekitar 9% berdasarkan imbal hasil 10 tahun yang stabil di 6,65%.

"Saham seperti BBCA, TLKM, dan JSMR mungkin menjadi pilihan yang baik sebagai proxy obligasi," kata Erwan, Kamis (21/12/2023).

Sementara itu, di sektor komoditas menurutnya meskipun terdapat risiko pada laba, valuasi dan arus kas yang kuat di sektor komoditas menawarkan keseimbangan risiko reward yang menguntungkan. BNI Sekuritas menjadikan saham ADRO dan UNTR sebagai pilihan utama di sektor ini.

Kemudian, dalam hal pemulihan konsumsi dan sektor keuangan, saham ASII masuk ke dalam pandangan positif jangka panjang terkait dengan prospek permintaan mobil dalam negeri.

"Dukungan fiskal yang lebih baik dan perbaikan prospek pekerjaan diharapkan mendukung pemulihan konsumsi domestik," tuturnya.

BNI Sekuritas menilai sektor keuangan dan konsumen seperti KLBF, LPPF, HMSP, dan BBRI akan memperoleh manfaat dari perbaikan ini.

Berdasarkan riset BNI Sekuritas, tahun 2024 akan menjadi tahun normalisasi karena pasar keuangan global bergerak menuju stabilitas setelah masa penyesuaian yang intensif.

Target Moderat

Berbeda dengan Mandiri Sekuritas dan BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas menargetkan gerak IHSG yang cenderung moderat, atau di bawah 8.000.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi dalam risetnya menyebutkan pihaknya mempertahankan target IHSG sepanjang 2024 sebesar 7.830. Target ini naik 12% dibandingkan dengan target akhir 2023 di level 7.000.

“Target indeks kasus dasar kami didasarkan pada perkiraan pertumbuhan EPS sebesar 7% dan ekspektasi normalisasi premi risiko yang menyebabkan PE kembali ke 14,5 kali,” kata mereka, dikutip Kamis (7/12/2023).

BRI Danareksa juga menargetkan bearish di level 7.520 dan bullish di posisi yang didasarkan pada pertumbuhan EPS sebesar 4% dan 8% dan target PE sebesar 14,2 kali dan 14,7 kali.

Tim riset memperkirakan pertumbuhan sektor perbankan akan melambat, sejalan dengan tren historis selama tahun pemilu, namun memperkirakan kinerja pertumbuhan lebih baik dari perusahaan telekomunikasi dengan kenaikan sebesar 12% year-on-year.

“Kami melihat adanya peningkatan dalam pertumbuhan pendapatan 2025 karena pinjaman bank dan pertumbuhan pendapatan akan kembali meningkat pasca pemilu,” kata mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper