Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman di Laut Merah Berpotensi Meningkat, Harga Minyak Menguat Tipis

Harga minyak Brent kontrak Februari 2024 menguat 0,05% atau 0,04 poin ke US$79,27 per barel pada pukul 14.02 WIB.
Seorang pekerja berdiri di samping tangki penyimpanan minyak di Pilipinas Shell Petroleum Corp. Shell Import Facility Tabangao (SHIFT) di Batangas City, Filipina. Minyak mentah melemah pada Rabu (16/8/2023) menyusul kekhawatiran terhadap ekonomi China yang berpotensi mengikis permintaan./Bloomberg
Seorang pekerja berdiri di samping tangki penyimpanan minyak di Pilipinas Shell Petroleum Corp. Shell Import Facility Tabangao (SHIFT) di Batangas City, Filipina. Minyak mentah melemah pada Rabu (16/8/2023) menyusul kekhawatiran terhadap ekonomi China yang berpotensi mengikis permintaan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah menguat tipis di saat pedagang dan pengirim barang bersiap untuk menghadapi prospek gangguan yang lebih besar di Laut Merah. 

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (20/12/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Februari 2024 menguat 0,15% atau 0,11 poin menjadi US$74,05 per barel pada pukul 14.02 WIB.  Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Februari 2024 menguat 0,05% atau 0,04 poin ke US$79,27 per barel.

Harga minyak mentah WTI telah stabil di dekat US$74 per barel. Kemudian, minyak mentah patokan global Brent bertahan di atas US$79 per barel setelah naik lebih dari 3% dalam dua sesi sebelumnya. 

Amerika Serikat dan sekutunya sedang mempertimbangkan kemungkinan serangan militer terhadap Houthi, sebagai tanda bahwa satuan tugas yang diumumkan sebelumnya mungkin tidak cukup untuk mengatasi ancaman terhadap pengiriman barang di jalur perairan tersebut. 

Selain itu, risiko geopolitik yang meningkat telah menambah ketidakpastian di pasar minyak, yang diliputi oleh skeptisisme mengenai kepatuhan OPEC+ terhadap pemangkasan produksi dan kekhawatiran akan peningkatan pasokan dari luar kartel, terutama dari AS.  

Harga minyak mentah juga telah menurun hampir 20% sejak September 2023, di tengah berlebihnya pasokan dan dampak regional terhadap perang Israel-Hamas masih ada. 

Pakar strategi komoditas senior di ANZ Group Holdings Ltd, Daniel Hynes, mengatakan bahwa meskipun meningkatnya ketegangan di Laut Merah belum secara signifikan merubah prospek minyak, hal ini dapat berpotensi adanya eskalasi konflik yang dapat memiliki implikasi yang signifikan. 

"Ini adalah risiko tinggi yang perlu dipertimbangkan oleh pasar," ucap Hynes, dalam wawancara TV Bloomberg.

Laut Merah sendiri merupakan jalur perdagangan minyak yang penting, utamanya bagi pengiriman dari Rusia ke Asia, setelah pembeli dari Eropa menghindar dari pengiriman Moskow karena invasi Ukraina. 

Kemudian, ekspor minyak mentah Rusia mengalami kenaikan kembali dalam basis rata-rata empat minggu, meskipun ada penurunan arus mingguan akibat adanya jeda singkat dalam pengiriman dari pelabuhan Baltik Primorsk. 

"Laut Merah adalah saluran perdagangan vital untuk minyak dan telah menjadi penting untuk tong-tong minyak dari Rusia yang menuju ke Asia setelah pembeli Eropa menghindarinya karena invasi Ukraina. Ekspor minyak mentah Rusia melalui laut terus meningkat dalam basis rata-rata empat minggu, meskipun terjadi penurunan aliran mingguan akibat jeda singkat dalam pengiriman dari pelabuhan Baltik Primorsk.

Timespread terus menandakan bahwa pasokan berjalan lebih cepat dari permintaan, dengan kurva berjangka minyak mentah Brent dan WTI dalam struktur bearish contango hingga 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper