Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panasnya Harga Minyak di Tengah Meningkatnya Ketegangan di Laut Merah

Harga minyak Brent kontrak Februari 2024 menguat 0,08% atau 0,06 poin ke US$78,01 per barel pada pukul 14.02 WIB.
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak telah diperdagangkan mendekati penutupan tertinggi dalam lebih dua pekan di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Merah yang memicu kepanikan di kalangan pengirim.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (19/12/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 melemah -0,14% atau -0,10 poin menjadi US$72,37 per barel pada pukul 13.29 WIB. 

Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Februari 2024 menguat 0,08% atau 0,06 poin ke US$78,01 per barel pada pukul 14.02 WIB.

Harga minyak mentah WTI telah berada di atas US$72 per barel. Harga minyak mentah Brent diperdagangkan mendekati US$78 per barel, setelah naik 1,8% pada hari Senin (18/12) ke penutupan tertinggi sejak awal Desember. 

Minyak mentah telah mengalami lonjakan pada Senin (18/12) setelah perusahaan minyak bumi Bp Plc mengatakan akan menghentikan semua pengiriman melalui jalur air. Equinor ASA, perusahaan energi Norwegia, juga akan mengalihkan kapalnya. 

Meningkatnya serangan oleh Houthi baru-baru ini merupakan tanda paling konkret gangguan aliran energi sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, sehingga AS mengumumkan pasukan tugas maritim baru untuk melindungi kapal-kapal komersial. 

Hal tersebut kemudian memicu naiknya harga minyak setelah merosot ke level terendah lima bulan pada minggu lalu,  akibat tanda-tanda peningkatan produksi utamanya di Negeri Paman Sam.

Direktur dan pendiri konsultan JTD Energy Services Pte Ltd yang berbasis di Singapura, John Driscoll, menuturkan bahwa gangguan pada jalur perdagangan utama cenderung bersifat jangka pendek. 

Menurutnya, kemungkinan besar AS akan mengambil tindakan militer yang lebih tegas untuk mengatasi ketegangan tersebut. 

“Kekhawatiran yang lebih luas adalah jika Pemboman dan blokade Houthi akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah dan apakah Iran akan ikut campur,” jelasnya. 

Analis Jefferies juga menuturkan bahwa sekitar 8% minyak mentah dunia transit melalui Terusan Suez. Hal ini memberikan tekanan pada penggunaan kapal tanker jika kapal terpaksa mengambil rute yang lebih panjang di sekitar Afrika Selatan.

Harga minyak mentah telah naik sebanyak 3,9% pada Senin pagi (18/12) sebelum mengurangi kenaikan, yang mengindikasikan bahwa efek harga mungkin bersifat sementara.

Goldman Sachs Group berpendapat bahwa gangguan tersebut mungkin tidak berdampak pada kontrak berjangka,  karena tidak mungkin secara langsung mempengaruhi produksi.

Hal tersebut terjadi setelah Goldman Sachs pada Minggu (17/12)menurunkan perkiraan minyak mentah Brent untuk tahun 2024, dengan ekspektasi produksi AS yang kuat dan pertumbuhan permintaan yang moderat.

Minyak mentah Brent telah menurun sekitar 20% dari level tertinggi pada September 2023, dan diperkirakan akan mengalami penurunan tahunan pertamanya sejak 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper