Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Investasi Saratoga (SRTG) 2024, Siapkan Dana Rp2,32 Triliun

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) buka-bukaan mengenai arah investasi yang akan dilakukan oleh perseroan pada 2024 mendatang.
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) buka-bukaan mengenai arah investasi yang akan dilakukan oleh perseroan pada 2024 mendatang. Bisnis/Arief Hermawan P
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) buka-bukaan mengenai arah investasi yang akan dilakukan oleh perseroan pada 2024 mendatang. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) buka-bukaan mengenai arah investasi yang akan dilakukan oleh perseroan pada 2024 mendatang.

Setidaknya, ada tiga sektor utama yang tengah dibidik perseroan untuk investasi, yaitu kesehatan, renewable energy, dan infrastruktur digital.

Investor Relations SRTG Ryan Sual mengatakan, setiap tahun perseroan menyiapkan dana untuk investasi di kisaran US$100 juta hingga US$150 juta atau maksimal sekitar Rp2,32 triliun (kurs jisdor Rp15.503 per dolar AS).

"Kalau dari Saratoga sendiri setiap tahun target kami untuk berinvestasi sekitar US$100 juta-US$150 juta. Itu termasuk investasi ke perusahaan baru dan juga perusahaan yang sudah menjadi portfolio kami," ujar Rian kepada Bisnis saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, (18/12/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, tidak menutup kemungkinan Saratoga akan menambah portofolio investasi di perusahaan baru jika memang memiliki peluang menjanjikan. Namun di lain sisi, perseroan juga terus memantau pertumbuhan perusahaan yang sudah menjadi portofolio SRTG. 

Ryan menjelaskan, salah satu sektor yang menjadi fokus investasi Saratoga yakni healthcare atau sektor kesehatan, tidak terbatas hanya pada rumah sakit, tetapi juga layanan kesehatan lainnya.

Namun berdasarkan catatan Bisnis, pada akhir Februari 2023 lalu, SRTG tercatat melakukan divestasi dengan melepas 100% atau seluruh kepemilikan sahamnya sebanyak 425,45 juta saham di Rumah Sakit Primaya, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. (PRAY).

Sektor lainnya yang menjadi fokus investasi perseroan yakni energi baru terbarukan (EBT) atau renewable energy, terutama pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap. Tak hanya itu, emiten portofolio SRTG yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), dan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) juga tengah merambah bisnis EBT.

"Bisa juga dilihat dari investasi kami yang dilakukan oleh portfolio kami. Contohnya misalkan Merdeka [MDKA] dan Adaro [ADRO] itu juga ada beberapa inisiatif mereka kan yang masuk ke renewable energy," katanya.

Terakhir, Saratoga berfokus untuk melakukan investasi di sektor infrastruktur digital, dengan salah satu portofolio SRTG yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG).

Selain itu, perseroan juga memiliki Bersama Digital Infrastructure Asia Pte. Ltd. (BDIA) yang merupakan platform infrastruktur digital regional Asia Tenggara yang dikendalikan oleh Provident Capital (Provident), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) dengan mitra strategisnya Macquarie Asset Management.

Setidaknya, tiga sektor tersebut yang menjadi fokus utama investasi SRTG. Alhasil, dana sebesar US$100 juta-US$150 juta itu akan dialokasikan perseroan untuk mendapatkan peluang investasi yang lebih besar.

"Tetapi kalau kami masuk ke area yang masih agak baru, mungkin kami akan mulai dengan investasi yang lebih kecil dulu. Setelah melihat perkembangannya, baru mungkin nanti kami akan menambah investasi di sana," pungkas Ryan.

Menilik kinerja keuangannya, net asset value (NAV) Saratoga turun 18,96% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp49,8 triliun per kuartal III/2023, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp61,51 triliun. 

Adapun, SRTG mencatatkan kerugian neto sebesar Rp10,6 triliun pada 9 bulan 2023, dibandingkan periode tahun sebelumnya yang mencatatkan laba sebesar Rp7,14 triliun. 

Penyebabnya, Saratoga membukukan kerugian neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya sebesar Rp12,87 triliun dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp7,58 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper