Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GOTO TikTok Kuasai Bisnis E-commerce, Bagaimana Bukalapak & Blibli?

Analis melihat e-commerce seperti GOTO, BUKA, dan BELI masih dapat meningkatkan gross trasaction value (GTV) dan gross merchandise value (GMV) ke depannya.
Pengemudi gojek mengambil paket barang yang dibeli dari Tokopedia di salah satu gudang Jakarta, Senin (24/5/2021). - Bloomberg/Dimas Ardian
Pengemudi gojek mengambil paket barang yang dibeli dari Tokopedia di salah satu gudang Jakarta, Senin (24/5/2021). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Tiktok diperkirakan menguasai 40% pangsa pasar bisnis e-commerce. Lalu, bagaimana dengan Bukalapak (BUKA) dan Blibli (BELI) lainnya?

Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan GOTO dan TikTok yang telah bersinergi dapat meningkatkan penetrasi pasarnya. Selain itu, kata dia, melihat kapitalisasi pasarnya, GOTO jauh lebih besar daripada PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) dan PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI). 

Secara kinerja, Nafan melihat BUKA masih mencatatkan net loss, tapi setidaknya secara kuartal ke kuartal atau quarter on quarter (QoQ), net loss BUKA berkurang. 

"Jadi memang, performanya menunjukkan peningkatan yang progresif seiring dengan peningkatan GTV dan GMV," kata Nafan, Rabu (13/12/2023). 

Sementara itu, untuk GOTO menurutnya juga secara QoQ masih menunjukkan kerugian. Akan tetapi, kata dia, setidaknya secara YoY GOTO menunjukkan pertumbuhan, karena ditopang peningkatan GTV dan GMV. 

"Uniknya, di sini kita lihat emiten e-commerce rata-rata mampu menunjukkan peningkatan top line-nya dengan cara peningkatan GTV dan GMV," tuturnya. 

Nafan melanjutkan, dia berekspektasi ke depan pertumbuhan GTV dan GMV emiten e-commerce masih kuat karena ditopang oleh peningkatan daya beli. 

Hanya saja, kata dia, faktor yang membuat belum tercapainya profitabilitas emiten-emiten e-commerce adalah akibat penerapan diskon. 

Adapun Nafan memberikan rekomendasi hold untuk saham BELI pada target harga atau target price (TP) Rp470, hold untuk GOTO dengan TP Rp116, dan hold untuk BUKA dengan TP Rp218 per saham. 

Tim riset Indo Premier Sekuritas yakni Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan menilai ada persepsi negatif dari pasar terhadap kesepakatan GOTO Tiktok yang melibatkan Tokopedia. Pasalnya setelah transaksi, alih-alih menguat saham GOTO amblas 20,37%.

“Penurunan harga saham dibenarkan mengingat aksi ambil untung setelah harga reli 93% [dari posisi terendah di Rp54], dengan pasar menempatkan nilai pemisahan [SOTP] lebih rendah dari sebelumnya US$2,5 miliar di SOTP kami menjadi US$2 miliar dan kepemilikan yang lebih rendah dari 100% menjadi 25%,” tegasnya.

Adapun  skema bagi hasil yang terkait dengan pendapatan Tokopedia Tiktok dan GOTO sejauh ini masih dirahasiakan. Seperti yang diungkap manajemen, GOTO juga akan menerima pendapatan berulang dari transaksi dalam platform. Menariknya, pendapatan ini bersifat bersih (net) tanpa beban biaya.

“Menurut kami kesepakatannya bisa berdampak positif dalam jangka panjang, karena EBITDA yang disesuaikan Grup GoTo, segera berubah menjadi positif seiring kerugian dari Tokopedia kemungkinan mencapai Rp1,1 triliun pada 2023F tidak akan lagi dikonsolidasikan secara bersamaan,” ungkapnya.

Indo Premier juga menilai valuasi Tokopedia dan Tiktok Shop saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan potensinya. Valuasi Tokopedia senilai US$2 miliar sedangkan Tiktok Shop mencapai US$340 juta sehingga gabungan keduanya menciptakan nilai Rp36,53 triliun bila menggunakan kurs Rp15.611.

Mereka menilai kedua entitas anyar ini akan mendominasi pangsa pasar ecommerce sebesar 40%. Oleh sebab itu, Indo Premier mempertahankan peringkat beli dengan target harga Rp125 per saham tidak berubah sama sekali.

“Kami mempertahankan peringkat beli kami dengan target harga Rp125 per saham yang menyiratkan 7,3x EV/penjualan bersih pada 2024 sambil menunggu rincian lebih lanjut dan penyelesaian kesepakatan Tokopedia dan Tiktok pada kuartal I 2024.

Katalis pemeringkatan ulang meliputi penyelesaian dan kejelasan lebih lanjut mengenai kesepakatan tersebut serta kelanjutan sinergi dalam ekosistem GoTo. Adapun GoTo tetap menjadi mitra pilihan untuk sinergi ekosistem di dalam Tokopedia dan TikTok Shop yaitu saat pengiriman, pembayaran dan pinjaman.

“Kami berpendapat kesepakatan ini saling melengkapi sebagai pengguna Tokopedia sebanyak 67 juta pengguna aktif bulanan lebih berpenghasilan menengah sedangkan TikTok 125 juta pengguna aktif yang lebih bersifat pasar massal. Pengguna tumpang tindih antara Tokopedia dan Tiktok Shop lebih rendah yaitu 68% vs. 94% untuk Shopee dan Tiktok Shop.

Setelah kesepakatan selesai, Tokopedia akan didekonsolidasi dari laporan keuangan GoTo dan akan dihitung sebagai rekanan perusahaan. Selain itu, GMV Tokopedia tidak lagi diungkapkan oleh GoTo.

-----------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper