Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Secara Teknikal Berisiko Melemah ke Level 7.000, Cek Sebabnya

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berisiko mengalami koreksi bila dilihat dari analisa teknikal.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berisiko mengalami koreksi bila dilihat dari analisa teknikal.

Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan indeks komposit berisiko melemah. “IHSG terlihat melakukan koreksi teknikal untuk menguji support garis MA5 disertai volume,” ungkapnya dalam riset, Kamis (7/12/2023).

Menurutnya jika IHSG breakdown support garis MA5 maka indeks komposit berpeluang untuk kembali membuat Lower Low (LL) level menguji support MA20 sekaligus support bearish channel-nya.

“Namun jika bertahan diatas garis MA5 maka berpeluang untuk kembali rebound dan melanjutkan fase bullish-nya. Range pergerakan IHSG saat ini berada dikisaran 7.000 hingga 7.150,” ungkapnya.

Tim riset MNC Sekuritas memperkirakan selama IHSG belum mampu menembus 7.150 sebagai resistancenya. Maka saat ini diperkirakan IHSG sedang membentuk wave (ii) dari wave [iii]. Adapun area koreksi IHSG terdekatnya diperkirakan berada di 6.954-7.029 untuk pada label hitam.

Tim riset Phintraco Sekurias menyampaikan IHSG berpotensi konsolidasi dalam rentang 7.050-7.100 pada Kamis (7/12/2023). Secara teknikal Stochastic RSI telah memasuki overbought area.

Dari eksternal, data Continuing Jobless Claims turun menjadi 1.91 juta untuk minggu yang berakhir pada 25 November dari sebelumnya di 1.92 juta. Jumlah data pengangguran ini menunjukkan bahwa kondisi sektor ketenagakerjaan di AS relatif stabil.

"Kondisi ini tidak mempengaruhi kemungkinan The Fed untuk menahan suku bunga acuan pada FOMC Desember mendatang," jelas tim riset.

Selain itu, investor juga menanti rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III/2023 di Euro Area yang diperkirakan terkontraksi ke -0.1% qoq dari sebelumnya 0.2% qoq.

Investor memperkirakan The Fed maupun ECB akan menahan suku bunga acuan pada Desember 2023 sehingga membangun keyakinan bahwa BI akan mengambil langkah serupa. Kondisi ini memicu penguatan nilai tukar rupiah ke level Rp15.490 per dolar AS hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper