Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terakhir Kali Bumi Resources (BUMI) Bagi Dividen 2012, Kapan Lagi?

Emiten batu bara Bumi Resources (BUMI) berbicara mengenai potensi pembagian dividen ke pemegang saham.
Aktivitas pertambangan di Site Asamasam PT Arutmin Indonesia milik PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Selasa (24/10/2023). Artha Adventy-Bisnis.
Aktivitas pertambangan di Site Asamasam PT Arutmin Indonesia milik PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Selasa (24/10/2023). Artha Adventy-Bisnis.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) berbicara mengenai potensi pembagian dividen kepada pemegang sahamnya. BUMI menuturkan akan mempercepat kemungkinan pembagian dividen ke pemegang sahamnya.

Direktur Bumi Resources Sri Dharmayanti mengatakan hingga saat ini, emiten berkode saham BUMI ini belum memenuhi persyaratan untuk dapat membagikan dividen ke pemegang sahamnya. 

"Hal ini karena BUMI masih mencatatkan defisit," kata Dharmayanti dalam paparan publik, Rabu (6/12/2023). 

Namun, kata dia, manajemen BUMI berupaya ke depannya untuk terus berusaha mempercepat kemungkinan BUMI untuk membagikan dividen ke pemegang sahamnya.

Per 30 September 2023, BUMI memang masih mencatatkan defisit sebesar US$2,3 miliar di pos ekuitasnya. Defisit ini berkurang dari US$2,36 miliar dibandingkan akhir Desember 2022.

Sebagai informasi, BUMI terakhir kali membagikan dividen kepada pemegang sahamnya pada tahun 2012 untuk tahun buku 2011, yakni sebesar Rp14,31 per saham. Dividen tersebut dibagikan kepada 20,77 miliar saham. 

Dengan total jumlah saham tersebut, maka total dividen yang dibagikan BUMI untuk tahun buku 2011 adalah sebesar Rp297,2 miliar.

Adapun, nilai dividen terbesar yang pernah dibagikan BUMI adalah sebesar Rp50,6 per saham pada tahun buku 2008. 

Hingga kuartal III/2023, BUMI meraih pendapatan sebesar US$1,17 miliar atau setara Rp18,34 triliun (estimasi kurs Rp15.625 per dolar AS). Raihan pendapatan ini turun 15,78% year-on-year (YoY) dari periode tahun sebelumnya yakni US$1,39 miliar. 

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menjelaskan melemahnya pendapatan perusahaan disebabkan oleh harga batu bara yang turun tajam dibandingkan dengan patokan harga pada tahun lalu.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan per September 2023 mencapai US$1,09 miliar atau menurun dari tahun sebelumnya US$1,10 miliar. Namun, laba bruto BUMI tergerus menjadi US$78,92 juta dari sebelumnya US$294,27 juta. 

Setelah dikurangi berbagai beban lainnya, BUMI mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$58,26 juta atau setara Rp910,31 miliar. Laba bersih BUMI anjlok 83,78% dari sebelumnya US$365,49 juta per September 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper