Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC+ Pangkas Produksi 2,2 Juta Barel, Mengapa Harga Tidak Tersulut?

Harga minyak dunia masih kurang dorongan sekalipun OPEC+telah memutuskan untuk memangkas produksi minyak mentah.
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia masih kurang dorongan sekalipun OPEC+telah memutuskan untuk memangkas produksi minyak mentah.

Menurut laporan Reuters, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2024 turun sebesar US$1,89 atau sekitar 2,49 persen, mencapai angka US$74,07 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari 2024 turun US$1,98 atau sekitar 2,45 persen, mencapai US$78,88 per barel di London ICE Futures Exchange.

Dalam kurun waktu seminggu terakhir, harga minyak WTI dan Brent masing-masing mengalami penurunan sebesar 1,9 persen dan 2,1 persen.

Padahal OPEC+ telah memutuskan untuk mengurangi produksi sebesar 2,2 juta barel per hari pada kuartal pertama tahun depan. Dari jumlah tersebut, terdapat pemangkasan produksi sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Rusia.

Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan bahwa keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi belum mampu merangsang kenaikan harga minyak. Faktor-faktor eksternal seperti kekhawatiran akan permintaan yang melambat dan ketidakpastian geopolitik terus membayangi pasar minyak dunia.

Fischer menjelaskan bahwa meskipun pemangkasan produksi OPEC+ sejauh ini belum menciptakan dampak signifikan pada harga, tetapi perlu diingat bahwa pasar minyak adalah dinamis dan dipengaruhi oleh sejumlah variabel kompleks.

Dia memprediksikan untuk pergerakan harga minyak cenderung menurun dalam waktu dekat. Penurunan ini dipengaruhi oleh keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi sebesar 2,2 juta barel per hari, pada kuartal pertama tahun depan.

 “Saya melihat adanya potensi pembalikan saat harga mencapai level support. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk respons pasar terhadap kebijakan pemangkasan produksi OPEC+ dan faktor-faktor geopolitik yang dapat mempengaruhi pasokan dan permintaan minyak," tambah Fischer.

Penting untuk dicatat bahwa penurunan harga minyak saat ini mungkin menciptakan peluang bagi konsumen dan industri yang menggunakan minyak sebagai bahan baku, sementara bagi produsen minyak, hal ini dapat menimbulkan tekanan ekonomi.

Sebagai kesimpulan, harga minyak dunia mengalami penurunan pada Jumat (1/12/2023) meski OPEC+ telah melakukan pemangkasan produksi. Fischer menyoroti kompleksitas pasar dan menekankan pentingnya pemantauan terus-menerus terhadap perkembangan dalam industri minyak global.

Dalam pandangannya, bahwa faktor-faktor seperti permintaan global dan kebijakan produsen minyak utama akan terus menjadi penentu utama pergerakan harga minyak ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper