Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham Transportasi IDXTRANS Jelang Libur Nataru, BIRD hingga WEHA

Beberapa saham penopang IDXTRANS yaitu BIRD yang menopang indeks 330,25%, disusul ASSA 231,85%, dan ELPI 54,40%.
President Director PT Blue Bird Tbk. (BIRD) Andre Djokosoetono memberikan paparan saat acara kerja sama PT Blue Bird Tbk. dan Le Minerale di Jakarta, Selasa (21/2/2023)./Bisnis-Fanny Kusumawardha.
President Director PT Blue Bird Tbk. (BIRD) Andre Djokosoetono memberikan paparan saat acara kerja sama PT Blue Bird Tbk. dan Le Minerale di Jakarta, Selasa (21/2/2023)./Bisnis-Fanny Kusumawardha.

Bisnis.com, JAKARTA - Prospek saham di sektor transportasi dan logistik yang tergabung dalam indeks sektoral IDXTRANS diprediksi menguat jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024. Kendati demikian, gerak saham transportasi saat ini terpantau masih melandai.

Berdasarkan data Bloomberg per Jumat, (1/12/2023), kinerja IDXTRANS hanya mencatatkan kenaikan 1,66% secara year-to-date (ytd), atau di bawah IHSG yang menguat 3,04% secara ytd sepanjang tahun berjalan 2023.

Adapun, dari 34 emiten transportasi konstituen IDXTRANS, sebanyak 12 saham menguat, 19 saham melemah, dan 3 saham stagnan. Padahal pada akhir Agustus lalu, kinerja IDXTRANS masih yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya dengan kenaikan sekitar 14,30% secara ytd.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, melemahnya kinerja saham transportasi dipengaruhi faktor kenaikan suku bunga yang mempengaruhi biaya pinjaman dan pembiayaan menjadi meningkat. Pasalnya, perusahaan transportasi kerap mengandalkan pinjaman untuk pembelian armada atau modal operasional.

"Lalu jika dilihat dari akhir Agustus kemarin kinerja IDXTRANS naik, maka dari itu saya perkirakan adanya aksi taking profit yang menyebabkan indeks melandai," ujar Vicky kepada Bisnis, dikutip Senin (4/12/2023).

Meski demikian, menurutnya menjelang libur Nataru 2023/2024, diperkirakan kinerja emiten di sektor transportasi memiliki peluang untuk menguat terutama pada transportasi darat dan laut. 

Terlebih, berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) memprediksi pergerakan masyarakat pada periode libur Nataru tahun ini sebanyak 107,63 juta orang, atau melesat 143,65% dibandingkan periode sama tahun 2022 sebanyak 44,17 juta orang.

Vicky mengatakan, prospek IDXTRANS ke depannya dilihat dari laporan keuangan pada saham-saham yang menjadi penopang pada sektor transportasi adanya peningkatan dari sisi pendapatan dan laba bersih. 

Selain itu, kata dia, dilihat dari rasio keuangan seperti Return on Assets (ROA) yang terus meningkat setiap tahunnya, begitu juga dengan earning per share pada saham penopang yaitu NELY, GTRA, WEHA, ELPI. 

"Maka dapat disimpulkan bahwa prospek pada sektor transportasi ke depannya diperkirakan akan meningkat, dengan berbagai strategi bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan transportasi," pungkas Vicky.

Alhasil, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan saham-saham top picks dari IDXTRANS seperti WEHA, ELPI, GTRA, NELY. Sedangkan saham-saham high risk atau berisiko tinggi yaitu SMDR, TMAS, dan ASSA.

Senada, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto mengatakan, melemahnya IDXTRANS disebabkan karena profit taking, karena sebelumnya sudah mengalami penguatan. 

"Jadi ketika ada sektor lain yang dianggap relatif lebih menarik dan ketinggalan naik, sektor transportasi akan mengalami tekanan jual karena profit taking," ujar William kepada Bisnis.

Menurutnya, pelemahan tersebut merupakan hal yang umum terjadi saat rotasi sektor. Di lain sisi, saham-saham di sektor infrastruktur atau IDXINFRA mengalami kenaikan tertinggi saat ini yaitu 73,23% ytd.

"Prospek IDXTRANS masih menarik, walaupun secara upside mungkin tidak semenarik dulu. Saham pilihan untuk buy yaitu WEHA, BIRD, ASSA, dan GTRA," pungkas William.

Beberapa saham penopang IDXTRANS yaitu BIRD yang menopang indeks 330,25%, disusul ASSA 231,85%, dan ELPI 54,40% secara ytd. Sedangkan saham yang menjadi penekan indeks yakni GIAA yang menekan indeks sebesar 175,63%, diikuti SMDR sebesar 120,08%, dan MIRA 65,80%.

___________________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper