Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laris Manis Obligasi Tower Bersama (TBIG) Oversubscribed 150%

Penawaran obligasi VI tahap II Tower Bersama Infrastructure (TBIG) mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 150%.
Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) di menara milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) di kawasan Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Selasa (30/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) di menara milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) di kawasan Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Selasa (30/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten menara telekomunikasi portofolio Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) sukses menerbitkan obligasi berkelanjutan VI tahap II tahun 2023 senilai Rp1,5 triliun, yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) dari investor hingga 150%.

Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan penawaran obligasi yang oversubscribed didorong oleh peringkat TBIG di level AA+ dari Fitch Ratings dan prospek industri menara yang masih menjanjikan.

“Semula TBIG berencana menerbitkan Rp1 triliun. Ternyata hasil bookbuilding bisa lebih dari Rp1,5 triliun. Akhirnya kami putuskan untuk upsize ke Rp1,5 triliun,” kata Helmy kepada Bisnis, Kamis (30/11/2023).

Obligasi TBIG terbaru ini telah melewati penawaran umum selama 28-29 November 2023. Surat utang akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 6 Desember 2023.

Berdasarkan prospektus 16 November 2023, Obligasi VI tahap II TBIG memiliki tingkat bunga tetap 6,75% per tahun, dengan jangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal emisi. Bunga obligasi akan dibayarkan setiap triwulan, dengan bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 5 Maret 2024, dengan bunga terakhir akan dibayarkan pada 15 Desember 2024.

TBIG akan meminjamkan dana hasil emisi obligasi kepada Tower Bersama dan Solu Sindo Kreasi Pratama, perusahaan anak, untuk digunakan sebagai modal kerja, antara lain untuk pembayaran beban keuangan.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, TBIG mencetak pendapatan senilai Rp4,95 triliun sepanjang 9 bulan 2023. Pendapatan ini bertumbuh 0,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,92 triliun.

Pendapatan TBIG ini dikontribusikan dari pendapatan sewa dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) senilai Rp1,69 triliun. Pendapatan dari Telkomsel ini berkontribusi sebesar 34,21% terhadap total pendapatan TBIG.

Selanjutnya dari PT Indosat Tbk. (ISAT) senilai Rp1,43 triliun yang berkontribusi 28,88%, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang berkontribusi 17,50%, dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) sebesar Rp409,39 miliar dengan kontribusi 8,27% ke pendapatan.

Sementara itu, pendapatan dari serat optik TBIG adalah sebesar Rp241,39 miliar di kuartal III/2023 ini. Pendapatan serat optik naik signifikan 885,3% dibanding kuartal III/2022 yang sebesar Rp24,50 miliar. Beban pokok pendapatan TBIG tercatat turun di tengah peningkatan pendapatan. Tercatat beban pokok perseroan turun 4,96% menjadi Rp1,37 triliun, dari Rp1,41 triliun secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Alhasil, Laba kotor TBIG tercatat naik 2,06% dari Rp3,51 triliun di kuartal III/2022, menjadi Rp3,58 triliun di kuartal III/2023.

Meski begtu, setelah dikurangi berbagai macam beban yang dapat diefisiensikan, laba bersih TBIG tergerus 8,54% di kuartal III/2023. TBIG mencetak laba bersih Rp1,11 triliun, turun dari Rp1,22 triliun secara tahunan.

TBIG pun mencetak pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Ebitda) sebesar Rp4,28 triliun untuk periode sembilan pertama tahun ini.

TBIG saat ini memiliki 41.572 penyewaan dan 22.292 sites telekomunikasi per 30 September 2023. Sites telekomunikasi terdiri dari 22.175 menara telekomunikasi dan 117 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 41.455, maka rasio kolokasi atau tenancy ratio perseroan menjadi 1,87 kali.

CEO TBIG Hardi Wijaya Liong menyampaikan bahwa sepanjang Januari-September 2023, TBIG telah menambahkan 2.260 penyewaan ke dalam portofolio perusahaan yang terdiri atas 524 sites telekomunikasi dan 1.736 kolokasi.

“Dikarenakan rekonfigurasi jaringan IOH yang sedang berlangsung dan tidak diperbarui sewa beberapa penyewaan IOH yang akan berakhir, penambahan sewa bersih Grup tersebut lebih rendah selama sembilan bulan tahun 2023,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (29/11/2023).

Di sisi lain, per 30 September 2023, total pinjaman kotor perseroan dalam mata uang dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung mencapai Rp27,60 triliun, dan total pinjaman senior sebesar Rp4,87 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper