Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Sarana Menara (TOWR) Beri Kisi-kisi Capex dan Potensi Akuisisi 2024

Capex Sarana Menara Nusantara (TOWR) pada 2024 disebut masih signifikan karena melihat dari pendapatan dan free cash perusahaan.
Vice President Director Protelindo Adam Gifari (kanan) bersama Director Indra Gunawan menjelaskan tentang kinerja perusahaannya saat berkunjung ke kantor Redaksi Harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (24/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Vice President Director Protelindo Adam Gifari (kanan) bersama Director Indra Gunawan menjelaskan tentang kinerja perusahaannya saat berkunjung ke kantor Redaksi Harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (24/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) memperkirakan belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2024 akan cenderung signifikan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi perseroan.

Wakil Presiden Direktur Sarana Menara Adam Gifari mengatakan pada 2023 TOWR menganggarkan belanja modal sekitar Rp5-Rp6 triliun, sementara alokasi capex 2024 yang lebih terperinci saat ini masih disusun manajemen.

“Secara umum capex masih signifikan karena melihat dari pendapatan dan free cash perusahaan,” kata Adam saat public expose live 2023, Selasa (28/11/2023).

Adam menjelaskan ekspansi perseroan masih berpegang pada investasi membangun menara yang build-to-suit atau berdasarkan permintaan dari pihak operator telekomunikasi. TOWR juga fokus menggelar jaringan fiber optik khususnya yang mendukung konektivitas fiber-to-the-home (FTTH).

Menurut Adam, perseroan juga menerima pesanan dari operator telekomunikasi untuk membangun menara tidak hanya di lokasi yang padat penduduk tetapi juga di luar Jawa, khususnya Indonesia bagian timur.

TOWR, lanjut Adam, berupaya menjaga likuiditas neraca untuk mendukung ekspansi dan akuisisi strategis. Artinya, perseroan mencari sumber-sumber pendanaan yang efisien, terlebih perseroan mempertahankan peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat internasional.

Tahun ini, TOWR menargetkan pendapatan senilai Rp11,5 triliun dan EBITDA Rp9,8 triliun. Dari sisi operasional, hingga 30 September 2023, TOWR telah memiliki dan mengoperasikan 29.915 menara, dengan rasio tenancy 1,8 kali.

Selain itu, TOWR juga mengoperasikan 178.300 km jaringan tower fiber (FTTT), dengan total jaringan fiber 196.000 km per kuartal III/2023. TOWR juga memiliki lebih dari 12.500 aktivasi di segmen connectivity.

“Secara aktif kami mencari peluang untuk memberikan layanan konektivitas, melalui kontrak sewa business-to-business [B2B] atau business-to-government [B2G],” kata Adam.

Sebagai informasi, TOWR mencetak pendapatan sebesar Rp8,72 triliun sepanjang 9 bulan 2023. Pendapatan ini meningkat 7,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,1 triliun.

Namun, laba bersih TOWR turun menjadi Rp2,42 triliun hingga kuartal III/2023. Laba bersih ini tegelincir 5,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,55 triliun.

Laba bersih yang turun ini disebabkan oleh tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper