Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amonia dan PLTS jadi Bisnis Baru Rukun Raharja (RAJA), Gandeng Investor Timur Tengah

Emiten jasa migas milik Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) masuk ke lini bisnis PLTS dan amonia.
Fasilitas infrastruktur gas PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA). Emiten jasa migas milik Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) masuk ke lini bisnis PLTS dan amonia. /raja.co.id
Fasilitas infrastruktur gas PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA). Emiten jasa migas milik Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) masuk ke lini bisnis PLTS dan amonia. /raja.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa migas milik Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) masuk ke lini bisnis energi baru terbarukan (EBT), yaitu pembangkit listrik tenaga surya (PLSl) dan petrokimia berupa amonia hingga tahun 2031. 

Direktur Rukun Raharja Sumantri Suwarno mengatakan saat ini terdapat 18 anak usaha RAJA yang menjalankan lini bisnis dari hulu ke hilir. Salah satunya adalah dua anak usaha yang akan menjalankan lini bisnis baru di bidang renewables energy PT Raharja Daya Energi dan bisnis petrokimia yaitu PT Banggai Amonia Indonesia. 

“Di bisnis petrokimia ada proyek amonia yang saat ini sedang dalam proses persiapan front end engineering design (FEED) serta persiapan pembangunan konstruksi. Sementara untuk renewables energy kita sedang dalam tahap pembicaraan intens dengan perusahaan Timur Tengah untuk mengikuti tender PLTS dari PLN,” katanya dalam konferensi pers public expose 2023, Selasa (28/11/2023). 

Selain sedang berada dalam tahap persiapan pembangunan pabrik, RAJA juga sedang dalam proses komunikasi dengan pihak supplier gas yang merupakan bahan baku utama amonia. Pembicaraan tersebut terkait dengan model produksi serta proyeksi produk yang akan dihasilkan dari pabrik amonia ini. 

Sumantri menjelaskan nantinya pabrik amonia tersebut akan memiliki kapasitas sekitar 700.000 ton per tahun dan akan menyumbang pendapatan ke RAJA. Meski demikian, pendapatan yang disumbang tentu akan dipengaruhi oleh harga amonia saat pabrik sudah mulai beroperasi. 

Selain tergantung dengan harga amonia, pendapatan RAJA dari lini bisnis baru ini akan dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait ekspor amonia. Aturan tersebut, kata Sumantri, akan mempengaruhi berapa banyak porsi amonia yang akan diekspor maupun yang akan dijual di dalam negeri. 

Di sisi lain, RAJA juga mantap masuk dalam bisnis EBT. Hingga saat ini, Sumantri mengaku pihaknya sedang dalam proses komunikasi yang sangat intensif dengan salah satu pemain pembangkit listrik tenaga surya besar dari Timur Tengah untuk bersama-sama mengikuti tender PLTS di PLN. 

“Kami menjadi Mitra lokal dan sudah dalam 6 bulan terakhir. Tetapi karena sifatnya tender dan kami masih dalam proses untuk pemilihan lahan, kami belum bisa memberikan informasi ke publik,” jelasnya. 

RAJA, kata Sumantri, juga telah sepakat untuk terus-menerus mencari peluang jika ada objek EBT yang bisa dilakukan akuisisi. RAJA ingin mempercepat proses aset energi baru terbarukan ini salah satunya upaya akuisisi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper