Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fitch Sematkan Rating BBB- Utang Grup Adaro (ADRO), Outlook Stabil

Profil kredit ADRO mencerminkan posisi pasarnya yang terdepan, operasi terintegrasi yang kuat, posisi biaya tambang yang kompetitif.
Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), di kediamannya di Jakarta, Indonesia. - Bloomberg/Muhammad Fadli
Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), di kediamannya di Jakarta, Indonesia. - Bloomberg/Muhammad Fadli

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings mengafirmasi peringkat jangka panjang PT Adaro Indonesia di BBB- dengan outlook stabil. Fitch juga menegaskan peringkat obligasi global yang dijamin oleh induknya PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) di BBB-.

Peringkat Adaro Indonesia selaras dengan penilaian internal Fitch terhadap ADRO, mengingat penilaian Fitch berdasarkan tingginya insentif perusahaan induk untuk mendukung Adaro Indonesia sesuai Kriteria Pemeringkatan Parent and Subsidiary Linkage.

Menurut analis Fitch, profil kredit ADRO mencerminkan posisi pasarnya yang terdepan, operasi terintegrasi yang kuat, posisi biaya tambang yang kompetitif, umur cadangan yang memadai, dan profil keuangan yang kuat yang didukung oleh posisi kas bersih dan perolehan arus kas bebas positif (FCF) yang konsisten sepanjang siklus.

“Outlook Stabil mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa ADRO akan mempertahankan posisi kas bersihnya dalam jangka menengah, meskipun ADRO meningkatkan belanja modalnya untuk meningkatkan pendapatan batubara non-termal,” tulis Fitch dalam risetnya, dikutip Rabu (22/11/2023).

Fitch menilai perolehan arus kas yang kuat dari bisnis batu bara akan terus mendukung fleksibilitas keuangan ADRO untuk mengelola jatuh tempo obligasi tahun depan, meskipun ada rencana belanja modal. ADRO juga dinilai mampu memitigasi risiko dari pengetatan akses pendanaan bagi perusahaan batu bara termal.

Fitch meyakini ADRO mempunyai insentif hukum, operasional dan strategis yang tinggi untuk mendukung Adaro Indonesia. Insentif hukum ini berasal dari jaminan penuh dan tidak dapat dibatalkan yang diberikan kepada seluruh utang Adaro Indonesia.

Adaro Indonesia merupakan kontributor terbesar (sekitar 50%) terhadap EBITDA ADRO, dan segmen kontraktor pertambangan batu bara dan logistik ADRO memperoleh sebagian besar pendapatannya dari Adaro Indonesia.

“Adaro Indonesia telah memberikan pinjaman antar perusahaan kepada ADRO dan anak perusahaannya untuk mendukung operasi, likuiditas, dan investasi pada sumber daya batu bara lainnya,” jelas Fitch.

ADRO, menurut Fitch, akan mempertahankan posisi kas bersih yang didukung oleh arus kas operasional yang kuat meskipun terdapat rencana investasi besar. Posisi kas bersih akan mendukung investasi ADRO untuk mencapai target transisi energi, termasuk pabrik peleburan aluminium yang sedang dibangun.

Peralihan ADRO dari batubara termal akan menjadi kunci untuk mempertahankan profil kreditnya dalam jangka menengah. Fitch berpendapat peralihan ini akan memitigasi semakin ketatnya akses pendanaan untuk sektor batu bara termal.

Fitch memperkirakan ADRO akan menghasilkan arus kas tahunan yang kuat dari operasi senilai lebih dari US$1 miliar selama empat tahun ke depan. Perusahaan memiliki fleksibilitas untuk membatasi rencana belanja modal untuk bisnis yang ada, karena sebagian besar rencana tersebut akan digunakan untuk penggantian mesin di segmen logistik dan jasa serta pembangunan infrastruktur untuk tambang batu bara metalurgi.

Berdasarkan catatan Fitch, ADRO berencana mengeluarkan belanja modal tahunan rata-rata sebesar US$400 juta untuk bisnis terkait pertambangan yang ada, dengan belanja modal pemeliharaan sebesar US$100 juta.

Fitch memprediksi ADRO akan mengeluarkan belanja modal sebesar lebih dari US$1,8 miliar untuk pembangunan pabrik peleburan aluminium dan pembangkit listrik tenaga batu bara (CPP) selama tahun 2023-2025, sebanding dengan kepemilikannya masing-masing sebesar 65% dan 84% di proyek-proyek tersebut.

Fitch meyakini belanja modal ADRO akan mencapai puncaknya pada 2024, yang akan menyebabkan defisit arus kas bebas sementara, sebelum berbalik surplus pada 2025. ADRO memiliki sejarah panjang dalam menghasilkan arus kas bebas positif melalui siklus tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper