Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Astra (ASII) Berburu Peluang Ekspansi Bisnis Geothermal

Astra International (ASII) masih optimistis bahwa bisnis geothermal memiliki prospek yang baik ke depannya
Menara Astra./Istimewa
Menara Astra./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konglomerasi PT Astra International Tbk. (ASII) menyampaikan fokus perseroan untuk terus memasuki sektor renewable energy atau energi baru terbarukan (EBT), salah satuya melalui energi panas bumi atau geothermal.

Direktur ASII FXL Kesuma mengatakan, renewable energy yang mungkin didapatkan perseroan terletak di lokasi dengan risiko tinggi namun sudah terbukti memiliki potensi, dan hanya membutuhkan waktu untuk pengembangannya.

"Misalnya, kami akan fokus pada geothermal pada tahapan selesai eksplorasi dengan kapasitas yang sudah diketahui. Renewable energy ini yang masih pada tahap greenfield belum menjadi pertimbangan kami," ujar Kesuma, mengutip hasil paparan publik ASII, Selasa (21/11/2023).

Kendati demikian, tantangan pengembangan geothermal menurutnya yaitu letak lokasi yang biasanya di daerah pegunungan, sehingga menyebabkan mahalnya infrastruktur. 

Meski begitu, Kesuma masih optimistis bahwa bisnis geothermal memiliki prospek yang baik ke depannya. Dia pun mencontohkan Jepang sebagai negara maju yang menggabungkan industri EBT dan pariwisata.

"Salah satu contohnya adalah Jepang, yang memiliki banyak renewable energy yang dikombinasikan dengan pariwisata, sehingga infrastrukturnya dapat dinikmati oleh industri pariwisata dan renewable energy. Hal tersebut perlu kolaborasi dengan berbagai pihak sehingga mungkin dapat sharing investasi," kata dia.

Dari catatan Bisnis, upaya Grup Astra merambah bisnis geothermal tercermin dari aksi PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang melakukan akuisisi saham baru yang diterbitkan PT Supreme Energy Sriwijaya (SES) sebesar US$42,32 juta atau setara Rp634,94 miliar pada 7 Agustus 2023 lalu.

Sebagai informasi, SES merupakan salah satu pemegang saham pada PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), perusahaan pemegang Izin Panas Bumi dengan kapasitas 2 x 49 MW yang telah beroperasi berlokasi di Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam dan Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.

PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) sendiri berpeluang untuk menaikkan kapasitasnya menuju 2 x 110 MW di masa depan, sesuai dengan perjanjian Power Purchase Agreement (PPA) mereka dengan PLN. Alhasil, UNTR berpotensi mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) atau geothermal sebesar 2 x 110 MW melalui SERD.

Adapun menurut Kesuma, geothermal dan hydropower termasuk bisnis renewable energy yang memiliki risiko dan load factor tinggi lebih dari 70%. Sedangkan sektor EBT yang memiliki load factor rendah kurang dari 20% yaitu wind turbine dan solar PV yang memerlukan adanya storage atau baterai.

Sebagai gambaran, Grup Astra menjadi salah satu emiten di pasar modal yang mencuil kue bisnis geothermal. Beberapa emiten lain di antaranya yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) yang telah melantai di bursa karbon, dan juga emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper