Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Masih tertekan, Window Dressing Bakal Datang?

Analis menyebut tekanan IHSG dapat dimanfaatkan Manajer Investasi (MI) untuk meracik portofolionya dalam momentum window dressing.
Analis menyebut tekanan IHSG dapat dimanfaatkan Manajer Investasi (MI) untuk meracik portofolionya dalam momentum window dressing.  Bisnis/Himawan L Nugraha
Analis menyebut tekanan IHSG dapat dimanfaatkan Manajer Investasi (MI) untuk meracik portofolionya dalam momentum window dressing.  Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara jangka pendek yang masih tertekan tidak menghalangi peluang momentum tahunan window dressing terjadi. Analis menyebut tekanan IHSG dapat dimanfaatkan Manajer Investasi (MI) untuk meracik portofolionya agar terlihat cantik. 

Investment Analyst Indo Premier Sekuritas Emir Parengkuan menjelaskan saat ini IHSG berada dalam tekanan secara jangka pendek. Hal itu terlihat terutama dari banyaknya saham-saham bluechips yang terdiskon atau undervalued. 

“Banyak saham blue chips yang fundamental atau valuasinya jauh di atas harga yang sekarang, ini bisa jadi kesempatan oleh fund manager untuk menambah porsi di saham-saham yang undervalued ini,” katanya saat ditemui, Kamis (16/11/2023). 

Emir menjelaskan koreksi yang terjadi sesat setelah IHSG melompat hingga 1,4% dalam sehari merupakan koreksi sehat, di mana terdapat aksi taking profit oleh investor setelah sebelumnya IHSG memang bergerak di zona merah. IHSG yang kembali bergerak di bawah kemudian dapat dimanfaatkan untuk akumulasi kembali. 

Sementara itu, Emir justru menyebutkan sektor yang menarik untuk dikoleksi adalah sektor properti, Kondisi sideways yang dialami saat ini dipercaya dapat dimanfaatkan investor untuk mengakumulasi saham-saham properti lagi.

“Kita lihat memang sepertinya sektor properti ini sudah diakumulasi cukup besar oleh broker asing maupun domestik. Dengan akumulasi yang besar ini jika properti keluar dari sideways maka akan masuk fase uptrend jangka panjang,” jelasnya. 

Lebih lanjut, pergerakan IHSG akhir-akhir ini menurut Emir sebenarnya jauh di luar nalar. Hal tersebut karena IHSG saat ini hanya bergantung pada gerak 1 atau dua saham saja. 

“Selama ini pergerakan IHSG ditentukan oleh sektor perbankan terutama empat big banks, namun menjadi tidak sehat kalau hanya ditopang emiten dengan transaksi value yang jumbo,” katanya. 

Indo Premier Sekuritas sendiri meramal IHSG mampu bergerak di atas 7.000 dengan catatan empat bank besar akan kembali menopang pergerakan IHSG hingga akhir tahun. 

Sementara itu, pada perdagangan hari ini pukul 14.40 WIB, IHSG berada di posisi 6.956, atau turun 0,03%. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak volatil di level 6,919,63 hingga 6.972. Secara year to date IHSG naik 2,59%. 

Pada perdagangan hari ini, IHSG ditopang oleh 176 saham naik, 334 saham turun dan 229 stagnan. Kapitalisasi pasar tembus Rp11.026,77 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper