Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengelola Pizza Hut (PZZA) Respons Seruan Boikot Produk Israel, Cek Kinerjanya

Emiten pemegang hak waralaba Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) masih merugi hingga kuartal III/2023 dan kini terimbas seruan boikot produk Israel.
Emiten pemegang hak waralaba Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) masih merugi hingga kuartal III/2023 dan kini terimbas seruan boikot produk Israel. /sarimelatikencana.co.id
Emiten pemegang hak waralaba Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) masih merugi hingga kuartal III/2023 dan kini terimbas seruan boikot produk Israel. /sarimelatikencana.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Restoran Pizza Hut menjadi salah satu produk yang terkena serua boikot karena diduga terafiliasi dengan Israel. Hal ini pun menjadi sentimen negatif bagi kinerja PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) yang masih mencatatkan rugi hingga kuartal III/2023. 

Selain Pizza Hut, terdapat produk makanan dan minuman hingga kosmetik yang diduga terafiliasi dengan Israel sehingga terkena seruan boikot di media sosial. Sebut saja jenama Danone, McDonald’s, Coca-Cola, Starbucks, Burger King, Nestle, dan L'Oréal.

Terkait hal tersebut, Corporate Secretary PZZA Kurniadi Sulistyomo secara umum tidak memberikan tanggapan perihal seberapa besar dampak dari seruan boikot. Akan tetapi, dia menyatakan perseroan saat ini menghormati segala bentuk aspirasi yang disampaikan. 

 “Untuk saat ini lebih bijaksana jika kami menghormati aspirasi demokrasi yang berjalan,” ujarnya kepada Bisnis dikutip pada Selasa (14/11/2023).

Pada perdagangan Selasa (14/11/2023) pukul 14.24 WIB, saham PZZA stagnan di posisi Rp410. Dalam sepekan, saham PZZA turun 1,44%, dan sepanjang 2023 terkoreksi 24,07%.

Dari sisi kinerja, PZZA hingga kuartal III/2023 mencatatkan rugi bersih tahun berjalan Rp38,95 miliar. Jumlah ini naik 9,74% dari kuartal III/2022 yang mencatatkan rugi Rp35,49 miliar.

Padahal, penjualan bersih perseroan terpantau meningkat 4,36% year-on-year (YoY) menjadi Rp2,75 triliun. Capaian ini didorong oleh penjualan makanan yang tumbuh 3,52% YoY menuju Rp2,56 triliun, sementara minuman menyumbang Rp197,75 miliar atau naik 16,74% YoY.

Pada saat bersamaan, beban pokok penjualan yang mesti ditanggung perusahaan meningkat sebesar 8,71% YoY menjadi Rp927,88 miliar. Alhasil laba bruto PZZA sepanjang Januari-September 2023 mencapai Rp1,82 triliun, tumbuh 2,28% YoY.

Meski laba bruto meningkat, PZZA membukukan sejumlah beban yang akhirnya menggerogoti pendapatan perusahaan. Beban penjualan, semisal, tercatat mencapai Rp1,67 triliun atau meningkat 2,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, PZZA membukukan rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp48,26 miliar pada Januari-September 2023. Perolehan tersebut meningkat dari kuartal III/2022 yang mencapai Rp40,14 miliar.

 

Dalam perkembangan lain, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa terbaru yang mengharamkan penggunaan produk pro Israel atau pun merek terafiliasi. 

Larangan itu tercantum dalam Fatwa MUI No. 28/2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina. Dalam fatwa tersebut, MUI meminta umat Islam untuk menghindari penggunaan produk pendukung Israel.  

Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh mengimbau umat Islam untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk yang berafiliasi dengan Israel. 

Menurut laporan dari kelompok pro-Palestina, terdapat ratusan produk yang diduga berafiliasi dengan Israel. Produk-produk tersebut mencakup berbagai macam merek, mulai dari makanan dan minuman, hingga produk teknologi dan fesyen.

 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper