Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Panin AM Banyak Koleksi Obligasi Pemerintah

Saat ini, racikan produk reksa dana Panin AM sedang overweight di obligasi pemerintah jangka menengah-panjang.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Panin Asset Management meracik sejumlah strategi guna menyiasati kondisi market yang terkoreksi. Strategi diversifikasi dipersiapkan sesuai dengan karakteristik produk reksa dana. 

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan terdapat penurunan Asset Under Management (AUM) sepanjang Oktober 2023. Panin Mencatatkan AUM sebesar Rp14,72 triliun atau turun 2,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp15,07 triliun. 

“Secara keseluruhan, AUM Panin AM mengalami penurunan sebesar 2,32% secara YoY. Hal ini disebabkan oleh adanya koreksi market dan juga terdapat redemption dari investor reksa dana,” katanya kepada Bisnis, Minggu (12/11/2023).  

Rudiyanto menjelaskan kondisi pasar yang volatil ditambah dengan adanya instrumen investasi lain seperti Surat Berharga Negara (SBN) Ritel dan deposito berbunga tinggi juga mempengaruhi minat investor untuk sementara waktu. Meski demikian, divesifikasi penting dilakukan dan reksa dana menjadi salah satu pilihan. 

Pengelolaan portofolio reksa dana Panin AM disesuaikan dengan karakteristik setiap produk reksa dananya. Saat ini, Panin AM sedang overweight di obligasi pemerintah jangka menengah-panjang untuk memanfaatkan momentum menanti suku bunga acuan mengalami penurunan. 

"Contohnya produk reksa dana pendapatan tetap Panin AM, Panin Dana Pendapatan Utama memiliki porsi obligasi pemerintah 10% - 30%. saat ini, porsi obligasi pemerintah dimaksimalkan mendekati 30%,” ungkap Rudiyanto. 

Seperti yang diketahui, untuk SBN Ritel, pemerintah sedang menerbitkan SBN terakhir 2023 jenis ST011 dengan dua tenor berbeda. Sukuk Tabungan seri ST011 memiliki masa penawaran mulai 6 November 2023 hingga 6 Desember 2023. ST011 diluncurkan dalam dua seri yakni ST011-T2 tenor dua tahun, dan ST011-T4 tenor empat tahun. 

Sukuk Tabungan seri ST011-T2 dengan tenor dua tahun memiliki imbal hasil (kupon) minimalnya 6,30% per tahun, dengan tanggal jatuh tempo pada 10 November 2025. Sementara itu, ST011-T4 dengan tenor 4 tahun, memiliki imbal hasil (kupon) minimalnya 6,50% per tahun. Tanggal jatuh tempo jatuh pada 10 November 2027.

Larakteristik ST011 memiliki imbal hasil floating with floor, artinya jika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik, imbal hasil ST011 juga akan ikut naik. BI baru saja menaikkan suku bunga ke level 6% pada bulan Oktober 2023 lalu.

Di sisi lain, perbankan menawarkan kupon tinggi yakni mulai 3%-6% per tahun. Sementara itu, reksa dana dengan karakter yang sama menawarkan 4,23% hingga 6,21%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper