Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indika Energy (INDY) Serap Capex Rp1,6 Triliun Kuartal III/2023

Sebanyak 77% belanja modal Indika Energy (INDY) hingga kuartal III/2023 dialokasikann untuk bisnis non-batu bara. 
RUPS PT Indika Energy Tbk. (INDY) menyetujui pembagian dividen final sebesar US$73,16 juta atau setara Rp1,08 triliun dan Rp208 per saham. /Indika
RUPS PT Indika Energy Tbk. (INDY) menyetujui pembagian dividen final sebesar US$73,16 juta atau setara Rp1,08 triliun dan Rp208 per saham. /Indika

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indika Energy Tbk. (INDY) menyampaikan telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$104,9 juta atau setara Rp1,62 triliun (kurs Jisdor Rp15.487 per dolar AS 30 September 2023) hingga 9 bulan 2023.

Dalam keterangan resminya, Vice President Director dan Group CEO INDY Azis Armand menuturkan INDY fokus untuk berinvestasi dan mendiversifikasi portofolio bisnisnya ke sektor nonbatu bara. 

Dia menjelaskan, realisasi belanja modal INDY pada 9 bulan 2023 adalah sebesar US$104,9 juta. Sebanyak 77% di antaranya atau sebesar US$81,2 juta dialokasikann untuk bisnis non-batu bara. 

“Pada periode 9 bulan 2023, Indika Energy mencatatkan 77% belanja modal yang dialokasikan untuk pengembangan bisnis mineral, kendaraan listrik, dan nature-based solutions. Keberlanjutan akan terus menjadi landasan utama dalam seluruh kegiatan usaha dan operasional kami sepanjang tahun 2023 dan ke depannya,” tutur Azis dikutip Minggu (5/11/2023).

Rincian dari belanja modal bisnis non-batu bara tersebut adalah Indika Minerals pada proyek Awakmas sebesar US$54,4 juta, Ilectra Motor Group sebesar US%6,6 juta, dan Indika Nature sebesar US%9,5 juta. 

INDY juga menggunakan belanja modal sebesar US$22,8 juta untuk pengembangan bisnis batu bara, termasuk untuk Indika Indonesia Resources sebesar US$13,2 juta dan Kideco sebesar US$9,6 juta.

Lebih lanjut, INDY juga mencatat penjualan 22,6 juta ton batu bara dari Kideco Jaya Agung, atau turun 14,3% dibandingkan dengan penjualan 26,3 juta ton batubara pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini sebagai akibat dari penurunan target produksi tahunan sebesar 31 juta ton pada tahun 2023, dibandingkan 34 juta ton pada tahun 2022.

Dari volume tersebut, Kideco menjual 6,7 juta ton batu bara atau 30% di antaranya untuk kebutuhan dalam negeri atau melebihi persyaratan domestic market obligation (DMO) sebesar 25% yang ditetapkan Pemerintah. 

Sementara itu, volume penjualan batubara untuk pasar ekspor mencapai 15,8 juta ton dengan negara tujuan China, India, Taiwan, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Kideco juga mencatat harga jual rata-rata US$75,7 per ton batubara pada 9 bulan 2023 atau turun 10,0% dibandingkan harga rata-rata US$84,2 per ton pada 9 bulan 2022.

Adapun pada 9 bulan 2023, INDY membukukan pendapatan senilai US$2,29 miliar atau setara Rp36,5 triliun hingga kuartal III/2023. Pendapatan ini turun 26,64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$3,13 miliar. Manajemen menjelaskan penurunan pendpatan ini disebabkan penurunan volume produksi dan harga jual rata-rata batu bara.

Dengan pendapatan yang turun, laba bersih INDY juga ikut tergerus hingga 72,27%. Laba bersih INDY turun dari US$338,3 juta, menjadi US$93,8 juta atau setara Rp1,49 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper