Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PP Presisi (PPRE) Kantongi Kontrak Baru Rp4,9 Triliun hingga Kuartal III/2023

PT PP Presisi Tbk. mengantongi kontrak baru mencapai Rp4,9 triliun sampai dengan kuartal III/2023.
Batching plant dan armada ready mix beton PT Presisi Tbk./ppre
Batching plant dan armada ready mix beton PT Presisi Tbk./ppre

Bisnis.com, JAKARTA - PT PP Presisi Tbk. mengantongi kontrak baru mencapai Rp4,9 triliun sampai dengan kuartal III/2023. Perolehan tersebut tercatat telah mencapai 70% dari target kontrak baru tahun ini.

Direktur Utama PT PP Presisi Tbk. I Gede Upeksa Negara menjelaskan capaian kontrak baru tersebut meningkat 69,2% secara dibandingkankan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 2,93 triliun.

Dia memaparkan, nilai kontrak baru ini didominasi oleh Perseroan yang berkontribusi menyumbang nilai pemasaran sebesar Rp4,1 triliun atau 84% dari total nilai kontrak baru dengan sisanya diperoleh dari entitas anak PPRE.

Sementara itu, berdasarkan lini bisnis Perseroan, kontrak baru didominasi dari sektor jasa pertambangan sebesar 78% atau sebesar Rp3,8 triliun, disusul oleh jasa konstruksi sipil sebesar 18%. Jasa pertambangan meliputi pekerjaan mining development dan infrastruktur pendukungnya, sedangkan jasa konstruksi sipil meliputi pekerjaan pembangunan jalan tol, structure work dan production plant.

“Target perolehan kontrak baru 2023 Perseroan mencapai Rp6 hingga Rp7 triliun, komposisi terbesar adalah pekerjaan jasa pertambangan dan jasa konstruksi sipil sebagai core business Perseroan," ujarnya seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (1/11/2023).

Dia menambahkan, total penambahan kontrak baru ini mayoritas berasal dari pemberi kerja ekternal atau diluar PP Group dengan total nilai kontrak sebesar 73% dan PP Group sebesar 27%.

Seiring dengan strategi Perseroan untuk memperluas pangsa pasar eksternal atau diluar PP Group telah membuktikan PPRE mampu bersaing di sektor konstruksi nasional. Selain itu PPRE tetap bersinergi dengan PP Group dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan dan sebagainya.

“Dengan sisa waktu tiga bulan pada tahun ini, kami optimistis dapat mencapai target akhir tahun dengan menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp2-Rp3 triliun. Penambahan tersebut tetap diproyeksikan berasal dari beberapa proyek jasa tambang maupun jasa konstruksi sipil”, tutup I Gede Upeksa Negara.

Dari kinerja keuangan, emiten berkode saham PPRE itu mencatatkan penurunan pendapatan dan laba sepanjang enam bulan pertama tahun ini.

Menyitir laporan keuangan konsolidasian per 30 Juni 2023, pendapatan usaha perseroan mencapai Rp1,68 triliun atau turun 2,87 persen secara year-on-year (yoy).

Perinciannya, pendapatan dari konstruksi turun 0,95 persen yoy dari posisi Rp1,61 triliun menjadi Rp1,59 triliun. Kemudian, pendapatan ready mix anjlok 49,87 persen yoy menjadi Rp37,37 miliar, sementara pendapatan sewa sebesar Rp48,54 miliar atau naik 5,99 persen.

Pada periode yang sama, PPRE tercatat mampu menekan beban pokok pendapatan secara tahunan atau dari Rp1,46 triliun menjadi Rp1,40 triliun. Hal ini pun membuat laba kotor PPRE mencapai Rp273,31 miliar atau naik tipis 2,40 persen yoy.

Akan tetapi, setelah dikurangi berbagai biaya, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sepanjang semester I/2023 mencapai Rp34,63 miliar. Jumlah tersebut mengalami penurunan tajam sebesar 25,12 persen atau dari posisi Rp46,255 miliar pada semester I/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper